Mohon tunggu...
Kaylasyifa Azzahrie
Kaylasyifa Azzahrie Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Terimalah Kekuranganmu!

27 Desember 2020   09:02 Diperbarui: 27 Desember 2020   09:34 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kebanyakan orang sering bertindak semaunya tanpa memikirkan akibat dan resiko yang akan ditanggung dirinya dan orang-orang di sekitarnya. Ada sejumlah nilai umum yang menciptakan masalah yang sangat buruk bagi banyak orang bahkan nyaris tidak dapat dipecahkan. Sebuah nilai yang orang-orang kejar yang bahkan mereka tidak tahu pasti apakah nilai tersebut akan terus memberikan mereka manfaat atau tidak.

  • Kenikmatan

Kenikmatan itu memang menyenangkan, namun ini adalah satu nilai yag menakutkan jika dijadikan prioritas dalam hidup. Kenikmatan adalah tuhan palsu. Kenikmatan adalah bentuk kepuasan hidup yang paling dangkal, dan karnanya ini sangat mudah diraih dan sangat mudah hilang. Meskipun demikian, kenikmatan adalah komoditas yang dipasarkan kepada kita, 24 jam sehari/ 7 hari seminggu. Kenikmatan bukanlah sebab dari kebahagiaan melainkan akibat.

  • Kesuksesan material

Banyak orang mengukur martabat mereka berdasarkan pada seberapa besar penghasilan mereka atau mobil mereka jenis apa, merek pakaian apa yang mereka pakai. Jika kita berlebihan menggunakan penilaian kesuksesan material maka masalah lain akan muncul, dan akan sangat bahaya jika kita menaruh nilai ini diatas nilai lainnya, seperti kejujuran, anti kekerasan dan kasih sayang.

  • Selau benar

Otak kita adalah mesin yang tidak efektif. Secara konsisten kita membuat asumsi yang buruk, peluang yang keliru, ingatan yang salah terhadap suatu fakta,bias kognitif, dan keputusan berdasarkan gejolak emosi.

Faktanya, orang-orang yang mendasarkan penghargaan diri mereka pada ambisi untuk selalu benar, menghalangi diri mereka sendiri untuk belajar dari kesalahan tersebut. Akan lebh baik jika kita mengasumsikan diri kita tidak paham dan tidak tahu banyak.

  • Tetap positif.

Ada beberapa orang yang mengukur hidupnya dari sejauh mana mereka mampu untuk menjadi selalu positif, dalam hampir semua hal. Meskipun ada ungkapan "apapun yang terjadi, tetaplah optimis". Sebenarnya, kadang hidup itu menyebalkan dan hal paling sehat untuk dilakukan adalah mengakuinya.

"Hasrat untuk mengejar semakin banyak pengalaman positif sesungguhnya adalah sebuah pengalaman negatif. Sebaliknya, penerimaan seseorang terhadap pengalaman negative adalah sebuah pengalaman positif" -- Mark Manson-

Sumber Referensi : Mark Manson, The Subtle Art of Not Giving a Fuck, 2016, New York: HarperOne.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun