Mohon tunggu...
Kayla Syakira
Kayla Syakira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Ahmad Dahlan. Senang menyibukkan diri dengan berkegiatan dan mencari hal-hal baru, serta mengkritisi isu-isu terbaru di sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Skabies Tradisi Khas Santri?

6 November 2023   10:00 Diperbarui: 6 November 2023   10:05 769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Skabies atau kudis adalah penyakit yang ditandai dengan munculnya ruam, terasa gatal, bersisik, dan kulit berjerawat. Penyakit kulit ini mudah sekali untuk menular jika barang yang digunakan oleh penderita, digunakan juga oleh individu yang sehat. Apabila sudah menetap ke fase kronis nya, akan muncul nanah pada kulit yang dikelilingi dinding tebal dan kemerahan di sekitarnya.

Fakultas Kedokteran Unissula melakukan penyuluhan terkait penyakit scabies yang terletak di Pondok Pesantren Ibrohimiyyah Demak. Dari hasil penyuluhan tersebut, didapatkan hasil bahwa 48 santri putra dari total 109 santri putra mengalami infeksi scabies. Hal ini diperburuk dengan ketidakpahaman santri dan pengurus mengenai pentingnya menjaga higienitas dan sanitasi dengan dibuktikan bahwa pengurus hanya akan mengantar santri untuk ke puskesmas jika scabies nya sudah parah atau timbul nanah. Kurangnya pemberdayaan pemerintah terkait pemberian edukasi kepada masyarakat terutama santri-santri pondok juga menyebabkan kasus ini tidak kunjung mereda.

Endemik skabies ini konon dikatakan sebagai ciri khas santri-santri di pondok pesantren sebab hampir setiap santri di pondok pesantren pernah terinfeksi penyakit ini. Hal ini bukanlah hanya suatu kebetulan, melainkan ada faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyebaran skabies.

Penyakit skabies disebabkan oleh bakteri Streptococcus aureus. Bakteri ini dapat menular melalui kontak langsung dengan penderita maupun dari barang-barang yang digunakan penderita. Santri-santri yang hidup bersama di pondok khususnya berada dalam satu kamar akan sangat rentan terkena penyebaran infeksi skabies. Penggunaan handuk yang bergantian, tidur dengan alas yang sama, serta kondisi sanitasi lingkungan yang buruk mendukung terjadinya penularan infeksi skabies.

Dilansir dari salah satu artikel pada Kompas.com berjudul "Cara Penularan Penyakit Scabies pada Manusia yang Perlu Diwaspadai", dijelaskan bahwa cara mencegah penularan penyakit ini dengan menghindari kontak kulit dengan penderita skabies yang memiliki gejala  lakukan pengobatan skabies untuk semua anggota keluarga yang tinggal serumah untuk menurunkan risiko penularan, mencuci barang-barang pribadi penderita menyimpan barang barang yang tidak bisa dicuci kedalam plastic selama seminggu dengan tujuan tungau skabies dapat tereliminasi, membersihkan lingkungan sekitar.

Untuk mencegah dan mengurangi penularan skabies pada santri-santri di pondok pesantren, alangkah baiknya jika santri-santri beserta pengurus diberikan penyuluhan ataupun edukasi terkait penyebaran penyakit skabies hingga cara mencegahnya. Untuk mendukung terlaksananya program ini, pihak pondok pesantren dapat bekerjasama dengan puskesmas atau fasilitas kesehatan di sekitar untuk membantu memberikan pelayanan dan edukasi terkait pencegahan penyebaran infeksi skabies.

Selain itu, edukasi Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) juga harus digalakkan agar warga pondok pesantren dapat lebih memperhatikan kebersihan dirinya sendiri. Untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat pun pihak pondok pesantren sebaiknya melakukan perawatan dan monitoring fasilitas pondok pesantren secara rutin dengan harapan tidak hanya mengurangi penyebaran penyakit tetapi juga memberikan rasa nyaman dan aman untuk seluruh warga pondok.

Skabies sangat mudah menular terutama dalam kerumunan yang tidak higienis, sebagai contoh pondok-pondok pesantren yang mungkin belum banyak dilakukan program pencegahan sehingga penanganan saat terinfeksi hanya bersifat sementara, bukan untuk jangka waktu yang panjang. Oleh karena itu, sangat penting untuk diadakan penyuluhan dan edukasi terutama mengenai pola hidup bersih dan sehat guna mengurangi risiko terkenanya penyakit ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun