Mohon tunggu...
Kayla Shafa
Kayla Shafa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Halo, saya Kayla, mahasiswa Fakultas Kedoteran Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Rokok vs Vape, Mana yang Lebih Mematikan bagi Anak Muda?

20 Juni 2024   23:48 Diperbarui: 20 Juni 2024   23:59 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Rokok telah menjadi trend populer di kalangan remaja sejak beberapa dekade terakhir. Menurut data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), sebanyak 7,4 % dari jumlah perokok aktif (70 juta orang) adalah remaja berusia 10-18 tahun. Usia remaja adalah fase pertumbuhan dan perkembangan fisik, psikologis, dan intelektual seseorang sekaligus menjadi awal seseorang untuk mengeksplorasi dunia. Mayoritas di antaranya mulai merokok karena rasa penasaran dan iseng. Tidak sedikit yang beranggapan bahwa merokok dapat memberikan efek semangat dan mengurangi rasa stres. Faktanya, efek yang diberikan nikotin bagai pisau bermata dua. Efeknya mampu memberikan euforia bagi penggunanya sekaligus memunculkan ketergantungan yang mematikan. Sesaat, pengguna akan merasakan ketenangan, tetapi efek dari ketergantungan rokok bisa memperparah kinerja otak dan berujung depresi.


Manusia memang memiliki 1001 cara untuk mencapai tujuannya. Beralih dari rokok yang dianggap “mematikan”, vape menjadi pilihan yang “lebih sehat” menurut masyarakat. Banyak orang beranggapan bahwa vape lebih aman dan lebih ekonomis dibandingkan rokok biasa. Akan tetapi, hasil penelitian mengungkapkan bahwa vape juga memiliki dampak negatif yang serius terhadap kesehatan, seperti menyebabkan ketergantungan, merusak paru-paru, serta meningkatkan risiko penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), asma, dan kanker paru-paru. Saat ini dunia sedang mengalami era globalisasi yang semakin memudahkan masyarakat untuk mengakses dan memperoleh berbagai informasi. Hal ini juga menjadi faktor bagi anak muda untuk mencoba gaya hidup baru, seperti penggunaan vape. Ditambah lagi dengan rupa dan pilihan vape yang beragam semakin menarik minat remaja.

Remaja sebagai generasi penerus bangsa memiliki peran penting dalam menghadapi masa depan. Diperlukan kerjasama dari berbagai pihak untuk mempersiapkan generasi emas bangsa. Degradasi moral seperti ini tidak bisa terus dibiarkan. Pemerintah harus aktif dalam mengatasi isu penggunaan rokok dan vape ini, khususnya dikalangan remaja. Pembangunan karakter anak bangsa dapat menjadi langkah awal sekaligus fondasi yang kuat untuk mewujudkannya. Berikut beberapa cara positif yang dapat dilakukan remaja untuk menghindari penurunan moralitas :

  • Menggali hobi dan minat.

Mengembangkan ketertarikan dalam hobi dapat meningkatkan keterampilan sekaligus dapat memberikan aktivitas yang bermanfaat dan positif bagi remaja. Mereka juga dapat mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan untuk mengisi waktu luang.

  • Memilih lingkungan pertemanan yang positif.

Lingkungan pertemanan membawa pengaruh yang besar bagi perilaku seseorang, terutama bagi remaja. Rasa keingintahuannya yang besar menyebabkan remaja perlu berhati-hati dalam memilih lingkup pertemanan agar tidak terjerumus dalam lingkungan yang negatif.

  • Menjaga hubungan baik dengan keluarga dan kerabat.

Menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga dan mendiskusikan nilai-nilai moral dapat membangun dasar yang kokoh bagi remaja dalam mengambil keputusan yang bijaksana. Selain itu, ikatan keluarga yang kuat dan komunikasi yang terbuka dapat membantu remaja merasa didukung dan dipahami, sehingga mereka lebih siap menghadapi tantangan hidup dengan cara yang positif dan bermoral.

  • Fokus membangun pendidikan moral dan spiritual.

Mengikuti pelajaran atau kegiatan yang berfokus pada pengembangan moral dan spiritual dapat membantu remaja memahami pentingnya nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, aktivitas-aktivitas ini juga dapat memberikan remaja panduan praktis dalam menerapkan nilai-nilai tersebut, serta membekali mereka dengan kebijaksanaan dan ketahanan dalam menghadapi berbagai situasi kehidupan yang menantang.

  • Aktif berelasi dan bijak dalam bermedia sosial.

Berelasi secara aktif membantu remaja membangun keterampilan sosial, memperluas jaringan pertemanan yang positif, dan mendapatkan dukungan emosional. Sementara itu, bijak dalam menggunakan media sosial berarti memahami dampak konten yang mereka bagikan dan konsumsi, serta menggunakan platform ini untuk tujuan yang bermanfaat dan inspiratif. Dengan demikian, remaja dapat memanfaatkan media sosial sebagai alat untuk pertumbuhan pribadi dan sosial yang sehat.

Di era modern ini, penting bagi kita untuk memahami dan menyadari bahaya merokok pada remaja. Merokok tidak hanya berdampak buruk pada kesehatan fisik, tetapi juga dapat merusak masa depan mereka dengan menyebabkan kecanduan, masalah kesehatan jangka panjang, dan bahkan kematian dini. Oleh karena itu, pendidikan, dukungan keluarga, dan kesadaran akan risiko merokok sangatlah penting untuk melindungi generasi muda kita. Mari kita bersama-sama menciptakan lingkungan yang mendukung gaya hidup sehat dan bebas dari rokok, agar remaja kita dapat tumbuh dan berkembang menjadi individu yang kuat dan berdaya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun