Mohon tunggu...
Kayla Kezia Amadea
Kayla Kezia Amadea Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Telkom

Saya merupakan seorang mahasiswa di Telkom University

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Suaka Alam: Harmonisasi Potensi Alam dan Keragaman Budaya Wilayah Pesisir Cipatujah

15 November 2023   04:30 Diperbarui: 15 November 2023   04:51 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suaka Alam Wilayah Cipatujah (Dokumentasi Museum Sri Baduga, Bandung, Jawa Barat)

Kecamatan Cipatujah yang terletak di Kabupaten Tasikmalaya memiliki keragaman potensi berupa suaka alam dan konteksutalisasi budaya. Salah satu daya tarik kecamatan Cipatujah adalah Pantai Cipatujah yang memiliki garis pantai landai dan langsung menghadap samudera (Pratama & Sari, 2022). Kawasan wisata pantai dan pesisir adalah jenis pariwisata yang memiliki daya tarik tinggi bagi masyarakat. Ada banyak kegiatan wisata yang bisa dilakukan wisatawan di sekitar pantai, seperti snorkling, berperahu, piknik, hingga kunjungan konservasi flora dan fauna. Cipatujah merupakan wilayah Tasikmalaya yang memiliki banyak potensi wisata alam karena sebagian besar wilayahnya merupakan kawasan suaka alam dan cagar budaya (Septiana, 2022).

Kawasan Pesisir Tasikmalaya terutama di jalur selatan merupakan kawasan unggulan bagi wisata pesisir pantai karena langsung berbatasan dengan samudera. Di samping itu, Cipatujah juga merupakan tempat konservasi penyu hijau yang cukup besar. Sayangnya, potensi suaka alam Cipatujah yang diminati oleh wisatawan masih belum dapat berafiliasi dengan unsur keragaman budaya di Tasikmalaya, khususnya budaya Sunda. Bisakah kawasan Pesisir Tasikmalaya mengembangkan ekowisata yang berafiliasi dengan keragaman budaya? Pertanyaan tersebut dapat dijawab melalui pengembangan ide di dalam artikel ini.

Potensi wisata adalah aset daerah yang dapat dikembangkan menjadi objek wisata berdaya tarik tinggi. Setidaknya, potensi wisata dibagi menjadi tiga jenis, yaitu potensi wisata alam, potensi wisata kebudayaan, dan potensi wisata buatan seperti pertunjukan (Winoto, dkk. 2022). Kabupaten Tasikmalaya memiliki garis keseluruhan sepanjang 59,5 km. Di sepanjang garis pantai tersebut, terdapat banyak pantai yang menjadi objek wisata yaitu di Kecamatan Cipatujah seperti Pantai Sindangkerta, Pantai Pamayangsari, Pantai Cipatujah dan Pantai Bubujung maupun di Kecamatan Cikalong seperti Pantai Karangtowulan, Pantai Cimanuk, serta Pantai Kalaparea (Winoto, dkk. 2022). Garis Pantai yang panjang tersebut memberikan keuntungan bagi masyarakat Pesisir Tasikmalaya (BPS Kabupaten Tasikmalaya, 2021). Keuntungan yang diperoleh masyarakat pesisir di antaranya adalah pemanfaatan suaka alam di sekitar pantai untuk memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat.

Daerah wisata di suatu wilayah dapat membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat seperti penyediaan lapangan kerja, meningkatkan penghasilan masyarakat, meningkatkan standar hidup, serta meningkatkan produktivitas daerah setempat. Cipatujah tidak hanya kaya akan potensi wisata alamnya, tetapi juga lekat dengan unsur budaya yang dibangun oleh masyarakat setempat. Pantai pesisir menjadi lokasi upacara adat laut dalam rangka menyambut awal tahun yang disebut sebagai upacara mapag tahun. Upacara ini dilaksanakan oleh masyarakat dan dihadiri oleh Dinas Pariwisata Tasikmalaya. Berbagai kesenian daerah turut mengiringi prosesi upacara, di antaranya adalah kesenian renggong, tari jaipongan, dan pelepasan jampana (Winoto, 2022).

Pengembangan pariwisata wilayah pesisir difokuskan pada aspek pemandangan, ekosistem, seni dan budaya, serta karakteristik masyarakat yang menjadi kekuatan dan daya tarik daerah. Suatu daerah dapat dikenal luas oleh khalayak ketika menggabungkan antara kekayaan suaka alam dan potensi seni budaya daerah. Hal ini telah diterapkan oleh Provinsi Bali yang saat ini menjadi sebuah destinasi wisata berdaya tarik tinggi. Wilayah Cipatujah memerlukan identitas yang didapat dari usaha masyarakat dan dinas setempat untuk memperkenalkan keunggulan wilayah tersebut kepada khalayak. Dalam hal ini, teori komunikasi antarbudaya dapat menjadi salah satu metode untuk mengekspos potensi Cipatujah kepada khalayak. Komunikasi dapat dilakukan dengan menggabungkan kegiatan budaya Cipatujah dengan memanfaatkan potensi suaka alam di daerah tersebut.

Salah satu fungsi komunikasi antarbudaya adalah pemahaman kesadaran kultural. Cipatujah dengan potensi suaka alamnya tidak lepas dari budaya dan kesenian Sunda Tasikmalaya. Pengenalan wisata alam dan budaya Cipatujah merupakan bentuk komunikasi antarbudaya masyarakat Cipatujah untuk memperkenalkan potensi daerah kepada masyarakat luas. Hal ini didasarkan pada kebermanfaatan potensi wilayah yang menjadi sumber perekonomian bagi masyarakat setempat.

Pada akhirnya, wilayah Cipatujah yang kaya akan suaka alam dan budaya dikenal oleh masyarakat luas melalui peran masyarakat dan pemerintah setempat. Perlu adanya pengembangan lebih lanjut di wisata pesisir agar implikasi positif program tersebut dapat bermanfaat bagi kelestarian lingkungan pesisir.

Referensi
SEPTIANA, MUCHAMAD (2022) KOMODITAS UNGGULAN SUBSEKTOR PETERNAKAN KABUPATEN TASIKMALAYA. Sarjana thesis, Universitas Siliwangi.

Sari, Q. W., & Pratama, F. A. P. (2022). ANALISIS STRUKTUR DAN KOMUNITAS VEGETASI EKOSISTEM MANGROVE DI PANTAI CIPATUJAH TASIKMALAYA JAWA BARAT. Maspari Journal: Marine Science Research, 14(1), 25-35.

Winoto, Y., Damayani, N. A., Husudo, T., & Khadijah, U. L. S. (2022). Kajian Potensi Pariwisata Pantai di Wilayah Selatan Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Ilmiah Pariwisata, 27(3), 227-240.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun