Tindakan pelaku merupakan pelanggaran moral berat yang mencederai nilai-nilai kemanusiaan dan martabat manusia. Membunuh dan memutilasi istri mencerminkan hilangnya empati dan rasa hormat terhadap hak hidup orang lain. Pelaku telah mendehumanisasi korban, memandangnya bukan sebagai manusia dengan hak dan martabat, melainkan sebagai objek untuk dimutilasi dan diperlakukan dengan kejam.
Kasus ini menjadi contoh penyebaran informasi yang menyesatkan dan meresahkan melalui media. Tindakan pelaku menawarkan daging korban kepada tetangga menunjukkan upaya memanipulasi informasi dan meredam rasa kengerian publik. Media massa perlu mengedepankan etika jurnalisme dalam memberitakan kasus ini. Memprioritaskan akurasi, sensitivitas, dan menghormati privasi keluarga korban menjadi kunci utama.
 Komunikasi terbuka dan jujur dalam keluarga menjadi penting untuk mendeteksi potensi masalah dan mencari solusi bersama. Dialog yang terbuka dan saling menghormati dapat membantu mencegah kesalahpahaman dan konflik yang berujung pada tragedi. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan mental dan menyediakan layanan konseling yang mudah diakses dapat membantu individu yang mengalami masalah mental mendapatkan bantuan yang tepat.
Kasus ini menunjukkan pentingnya etika komunikasi di era siber, di mana informasi dapat tersebar dengan cepat dan luas. Kita perlu berhati-hati dalam menyebarkan informasi, memverifikasi kebenarannya, dan menghindari ujaran kebencian yang dapat memperburuk situasi.
Tragedi di Ciamis merupakan pengingat kelam tentang pentingnya moralitas, kemanusiaan, dan etika komunikasi dalam kehidupan bermasyarakat. Kita perlu memperkuat nilai-nilai kemanusiaan, meningkatkan komunikasi yang terbuka dan jujur, serta mendorong kesadaran kesehatan mental untuk mencegah terulangnya tragedi serupa.
Buku "Etika Komunikasi di Era Siber Teori dan Praktik" oleh Fajar Junaedi memberikan landasan teoretis dan praktis untuk memahami etika komunikasi di era digital. Buku ini membahas berbagai aspek komunikasi, termasuk media sosial, internet, dan teknologi informasi, dan bagaimana etika komunikasi dapat diterapkan dalam konteks tersebut. Kasus di Ciamis dapat menjadi bahan refleksi dan pembelajaran untuk membangun budaya komunikasi yang lebih bertanggung jawab, berintegritas, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
DAFTAR PUSTAKA
Hermansyah, Dadang. (2024) "Pembunuhan dan mutilasi di Ciamis, pelaku disebut 'depresi' - Apakah orang dengan gangguan jiwa berpotensi melakukan tindak kejahatan?" bbc.com. https://www.bbc.com/indonesia/articles/cj5lp186818o
Tebba, Sudirman. (2008) Filsafat dan Etika Komunikasi Pustaka Irvan.
Junaedi, Fajar. (2019) Etika Komunikasi di Era siber dan Teori Praktik Rajawali Pers
Mufid, Muhammad. (2012) Etika Dan Filsafat Komunikasi Prenadamedia Group.