Mohon tunggu...
Kayla Khairunnisa
Kayla Khairunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa aktif di Universitas Bhayangkara

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kecanduan Gadget dalam Perspektif Ekologi Media

17 November 2024   20:15 Diperbarui: 17 November 2024   20:15 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Penggunaan gadget pada anak-anak semakin meluas seiring perkembangan teknologi digital. Di banyak rumah, perangkat seperti ponsel pintar, tablet, dan komputer menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, tidak hanya untuk komunikasi, tetapi juga hiburan dan pembelajaran. Meskipun gadget memberikan manfaat, penggunaannya yang berlebihan dapat menyebabkan kecanduan. Kecanduan gadget pada anak-anak kini semakin umum, dengan anak yang menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar. Hal ini berdampak negatif pada perkembangan mental, emosional, dan perilaku anak, yang dapat mengganggu tumbuh kembang dan kualitas hidup mereka (Maulida, 2013).

Kasus gangguan mental, emosional, dan perilaku pada anak akibat kecanduan gadget kini menjadi masalah yang harus diwaspadai oleh orang tua. Berdasarkan laporan Metro TV, sekitar 3.000 anak dan remaja dirawat di Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya antara Januari hingga Juli 2024 karena kecanduan gadget dan game online. Anak-anak yang dibawa ke rumah sakit menunjukkan perilaku marah dan anti-sosial. Penyebab utama kecanduan gadget pada anak usia dini adalah orang tua yang membiarkan anak menghabiskan waktu dengan gadget agar anak terhibur dan tidak mengganggu kegiatan orang tua. Hal ini menyebabkan anak lebih fokus pada gadget dan tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya.

Kecanduan gadget pada anak usia dini sangat berkaitan dengan perkembangan teknologi yang snagat pesat. Penggunaan perangkat seperti ponsel pintar, tablet, dan komputer kini menjadi hal biasa, bahkan pada anak-anak. Neil Postman, dalam salah satu pemikirannya, menyajikan konsep Five Things We Need to Know About Technological Change, yang menjelaskan dampak perubahan teknologi pada masyarakat. Gagasan pertama menyebutkan bahwa setiap perubahan teknologi melibatkan pertukaran, di mana setiap manfaat yang diberikan teknologi juga disertai dengan kerugian. Kerugian tersebut bisa lebih besar atau setara dengan manfaatnya. Misalnya, meskipun gadget mempermudah anak mengakses informasi, hiburan, dan pembelajaran, a da kerugian yang muncul, seperti kecanduan gadget yang mengisolasi anak dan mengurangi keterampilan sosial mereka.

Gagasan kedua menyatakan bahwa distribusi teknologi tidak merata di antara populasi. Anak-anak yang memiliki akses kebih mudah ke gadget memiliki resiko lebih tinggi mengalami kecanduan, akibat sering terpapar konten digital digadget. Namun, anak yang sebelumnya tidak memiliki akses gadget mungkin akan menggunakannya secara berlebihan karena rasa ingin tahu yang tinggi.

Gagasan ketiga mengatakan bahwa setiap teknologi memengaruhi cara kita berpikir, beraktivitas, dan merasakan. Ini dapat dilihat dalam cara teknologi memengaruhi otak, tubuh, serta cara kita memahami dunia dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Ini sejalan dengan pernyataan Marshall McLuhan, "Medium is the Message," yang berarti teknologi tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga membentuk cara kita berinteraksi dengan dunia dan diri kita sendiri. Dalam konteks ini, kecanduan gadget pada anak terlihat dari bagaimana teknologi mengubah cara mereka berpikir, mengurangi aktivitas fisik, dan membuat mereka lebih terisolasi dari dunia nyata.

Gagasan keempat menjelaskan bahwa perubahan teknologi tidak hanya menambah elemen baru, tetapi juga mengubah seluruh sistem atau lingkungan yang ada. Ketika teknologi baru diperkenalkan, ia tidak hanya menambah satu bagian dalam kehidupan, tetapi merombak cara kita berinteraksi dengan dunia. Dalam hal kecanduan gadget pada anak, ini berarti teknologi tidak hanya menambah alat baru dalam hidup mereka, tetapi mengubah ekosistem mereka secara keseluruhan---baik dari sisi sosial, kognitif, emosional, maupun fisik. Gadget mengubah cara anak berinteraksi dengan lingkungan, cara berpikir mereka, serta cara mereka mengelola emosi dan hubungan sosial.

Gagasan kelima menyatakan bahwa media telah menjadi "mitos," di mana teknologi dianggap seolah-olah merupakan sesuatu yang tak terubah dan bagian dari tatanan alam, padahal sebenarnya teknologi adalah ciptaan manusia. Pandangan ini membuat kita merasa tidak bisa mengontrol teknologi, terutama orang tua dan anak-anak. Ketika teknologi dipandang sebagai sesuatu yang harus diterima tanpa dipertanyakan, orang tua lupa bahwa mereka dapat mengontrol penuh bagaimana teknologi digunakan anakn dalam kehidupan sehari-hari.

Neil Postman berpendapat bahwa setiap teknologi atau media membawa cara tertentu dalam mempengaruhi cara kita berpikir, berinteraksi, dan memahami dunia. Dalam bukunya 'Amusing Ourselves to Death', Postman mengkritik bagaimana media, terutama televisi, lebih fokus pada hiburan dan sensasi daripada memberikan informasi yang mendalam dan edukatif. Hal yang sama juga berlaku pada gadget, yang kini bukan hanya digunakan untuk komunikasi atau belajar, tetapi juga menjadi ruang sosial yang memengaruhi cara anak-anak berpikir dan berinteraksi. Gadget sering kali menampilkan konten yang lebih mengutamakan hiburan, seperti game, video viral, atau media sosial, yang memberi kepuasan instan. Akibatnya, anak-anak yang terlalu sering menggunakan gadget cenderung lebih mudah teralihkan dan kurang mampu berpikir kritis atau berinteraksi dengan orang lain.

Sejalan dengan pemikiran Neil Postman, Marshall McLuhan mengkritik pandangan umum yang hanya melihat dampak media berdasarkan cara penggunaannya, bukan pada karakteristik media itu sendiri. Hal ini sangat relevan dengan fenomena kecanduan gadget pada anak-anak, di mana fokus seharusnya bukan hanya pada penggunaan gadget, tetapi juga pada bagaimana gadget sebagai media mengubah cara anak-anak berinteraksi, berpikir, dan berkomunikasi. Gadget memengaruhi cara anak-anak belajar, berinteraksi dengan orang lain, dan membentuk pola pikir mereka, yang akhirnya berdampak pada perkembangan sosial, moral, dan kognitif mereka. Mengabaikan pengaruh mendalam yang ditimbulkan oleh gadget, seperti perubahan struktural dalam cara anak berhubungan dengan dunia, dapat menyebabkan dampak negatif pada tumbuh kembang mereka.

Maulida, H. O. (2013). Menelisik Pengaruh Penggunaan Aplikasi Gadget terhadap Perkembangan Psikologis Anak Usia Dini. Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan

Meltwater. 2024. Social Media Statistics for Indonesia [Updated 2024]. Diakses tanggal 17 November 2024, https://www.meltwater.com/en/blog/social-media-statistics-indonesia 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun