Mohon tunggu...
kayla deva valencia
kayla deva valencia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Mahasiswa Teknik Industri 2021

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Produktif Berujung Toxic Productivity

8 Juni 2022   10:49 Diperbarui: 8 Juni 2022   10:52 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Toxic Productivity adalah suatu pikiran atau anggapan yang merasa bahwa diri sendiri selalu bermalas-malasan dan selalu merasa bersalah apabila tidak melakukan hal produktif, sehingga selalu bekerja tanpa waktu istirahat.  Dan orang yang mengalami Toxic Productivity akan selalu merasa tidak puas terhadap hasil kerja dan pencapaiannya sendiri karena merasa pencapaian orang lain lebih hebat dari pencapaian dirinya, serta merasa self worth seseorang diukur dari tingkah produktivitas.

Banyak dari kita yang pastinya mengalami Toxic Productivity ini, dan tanpa sadar hal ini mengganggu kesehatan fisik dan mentalnya. Toxic Productivity ini pun dapat dialami semua kalangan mulai dari remaja hingga dewasa. Ciri-ciri orang mengalami Toxic Productivity adalah saat dirinya merasa tidak berguna bagi orang lain, merasa bersalah ketika beristirahat, dan selalu over optimistic. 

Toxic Productivity ini memiliki beberapa bahaya yang dapat berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari penderitanya, seperti orang yang mengalami Toxic Productivity akan mengalami yang namanya Burnout. Burnout adalah stres berlebih karena selalu merasa tidak puas dengan apa yang sedang dikerjakan. Bahaya yang kedua adalah orang yang mengalami Toxic Productivity akan sulit untuk bersosialisasi karena dirinya akan selalu berusaha untuk menjadi produktif sehingga tidak memiliki waktu untuk berbincang dengan orang lain. Orang yang menderita Toxic Productivity akan memiliki emosi yang tidak stabil dan tidak bahagia, selalu overthinking, dan kehilangan waktu untuk diri sendiri. Dan bahaya yang terakhir Toxic Productivity akan membuat penderitanya sering mengalami kegelisahan yang berlebihan. Dan hal ini marak terjadi di kalangan pekerja kantoran maupun mahasiswa sekalipun.

Lalu, bagaimana cara mengatasi Toxic Productivity? Berikut ini adalah cara-cara untuk keluar dari Toxic Productivity :

  1. Membuat jadwal harian dengan target yang realistis.
  2. Tentukan batasan yang jelas antara menjadi produktif, sosialisasi, dan urusan kesehatan. Atau biasanya disebut dengan “work, life, balance”.
  3. Melakukan introspeksi dan evaluasi diri terhadap apa yang telah dicapai.
  4. Memberikan reward pada pencapaian yang telah diri kita raih.
  5. Menerapkan skala prioritas untuk segala kegiatan
  6. Melakukan aktivitas menyenangkan dikala senggang
  7. Membiasakan gaya hidup sehat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun