Mohon tunggu...
Kayla Azzahra
Kayla Azzahra Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Menulis dan menggambar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisional Itu Bukan Primitif

27 Februari 2024   09:31 Diperbarui: 27 Februari 2024   09:50 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kayla Azzahra Nadine

12 IPS 1, SMAN 3 Kabupaten Tangerang


           Sulawesi barat adalah sebuah provinsi yang terletak di bagian barat pulau Sulawesi, Indonesia. Salah satu kabupaten yang berada disana adalah kabupaten Polaweli Mandar, disana terdapat dusun yang bernama 'Dusun Kandoa'. Di dusun Kandoa beragam cara unik dilakukan warga guna mempertahankan hubungan yang harmonis dengan alam, salah satunya mengggelar ritual Maccerra Banua setiap tahun.

            Ritual ini dilakukan karena dipercaya bisa menangkal segala bala dan bahaya yang mengancam kampung dan warga disana. Ritual ini dilakukan secara turun temurun sebagai bentuk persembahan doa dan permohonan keselamatan bagi mereka. Adat istiadat yang masih sangat kental ini membuat sebagian orang membandingkan dengan kehidupan modern dan arus globalisasi yang tercipta.

Tradisi turun temurun 

            Macerra Banua adalah tradisi turun temurun masyarakat di dusun Kandoa. Sebelum ritual Maccera digelar, warga dari semua usia dan jenis kelamin mengantri untuk mendapatkan berkat dari seorang pemuka adat di kampung tersebut. Setiap orang diolesi tepung yang dicampur air suci di pipi, dahi, dan dada.

            Pemberian tepung suci yang sudah didoakan itu diyakini bisa mengusir semua penyakit di dalam tubuh dan terhindar dari marabahaya. Puncak nya itu dengan persembahan sesajen berupa nasi ketan, telur ayam kampung, pisang, nanas, dan sejumlah hasil bumi lainnya.

           Menurut Kanne Kindo, pemuka adat Dusun Kandoa, ritual Maccera Banua merupakan doa agar warga dan kampung itu terhindar dari segala bahaya, juga agar harmoni antara warga dengan alam tetap terjaga.

           Masyarakat disana masih percaya bahwa tradisi yang sudah dibawa turun menurun akan berdampak bagi tanah yang mereka tempati. Tradisi ini juga selalu menarik perhatian masyarakat luar untuk mengetahui lebih dalam tentang tradisi tersebut, terbukti dengan banyak orang yang mengantri untuk mendapatkan berkat atau 'perlindungan' dari marabahaya dan gangguan makhluk halus.

Menjaga Budaya

            Seiring berjalannya waktu, zaman pun silih berganti. Tidak sedikit masyarakat di luaran sana yang beranggapan bahwa adat istiadat, tradisionalisme adalah masyarakat yang tertinggal, masyarakat yang tidak mengikuti globalisasi. Mungkin tidak sedikit juga orang orang memberikan stigma bahwa Maccerra Banua adalah tradisi terbelakang yang masih percaya 'Tahayul' dan ilmu nenek moyang.

            Tapi ketahuilah bahwa tradisional itu bukan primitif, mereka hanya berusaha menjaga ilmu yang telah di wariskan dari generasi ke generasi, mereka hanya menjaga identitas agar tidak hilang ditelan zaman, dan mereka hanya mempertahankan keberlanjutan budaya yang lambat laun akan tenggelam karena dampak dari globalisasi.

            Maccerra Banua bukanlah masyarakat yang percaya tahayul, bukan juga masyarakat yang terbelakang, mereka hanya mencintai tradisi yang sudah ada sejak lama dan berusaha menjaga kelesterian budayanya di tengah gempuran globalisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun