2023 tinggal menghitung hari, padahal rasanya baru kemarin resolusi tahun 2022 ditulis dan tinta belum juga kering. Manusia seakan diseret untuk bergerak cepat, mengikuti perkembangan yang terus melesat pesat. Apakah hanya yang memiliki kesiapan dua tiga langkah ke depan yang berpeluang untuk maju?
Ditambah isu resesi global 2023 yang dampaknya sudah kita rasakan dari sekarang. Banyak karyawan industri yang bergerak di bidang manufaktur tertentu harus terkena pemutusan hubungan kerja, seolah 2023 semakin jelas terlihat akan begitu berat. Di satu sisi daftar naik gaji per daerah sudah mulai bertebaran memenuhi harapan para pegawai koporat, setelah berpahit-pahit pada 2022 tanpa kenaikan gaji.
Di tengah kabar gelap 2023, sudahkah membuat rencana untuk dua tiga langkah ke depan harus seperti apa? Mungkin merombak rencana sebelumnya dan memodifikasinya dengan rencana-rencana yang lebih segar? Atau sampai saat ini belum menemukan sesuatu yang pantas dijadikan sebagai 'rencana', dan masih meratapi 2022 yang kosong yang akan segera pergi?
Tidak ada hal baru lebih baik yang akan terjadi dengan terus mengulang kebiasaan buruk. Seperti sebuah kutipan bahwa 1% lebih baik setiap hari adalah lebih baik daripada tidak sama sekali. Menciptakan kebiasaan-kebiasaan baik, mempunyai gambaran hidup ideal berdasarkan versi diri sendiri bukan versi orang lain.
Lebih menggali makna sejati sebelum mengikuti trend yang sedang gencar. Seperti bahwa healing bukanlah hanya jadi ajang jalan-jalan ke luar negeri untuk postingan sosial media, tapi perjalanan hati yang menemukan rasa sembuh. Self reward bukan semata-mata menjadikan pembenaran atas pemborosan uang. Bekerja apapun adalah keren ketika kita mampu penuh tanggung jawab, sehingga passion tidak membatasi potensi diri kita dalam berusaha.
Tuntutan kemajuan zaman menjadikan kita manusia yang harus serba una inu. Serba cepat, serba bisa, serba paling kekinian bahkan tanpa memahami ilmunya terlebih dulu. Bergerak cepat hanya karena takut ketinggalan trend, bukan karena dorongan gairah. Sehingga bagaimanapun hasilnya, hanya merasakan kekosongan yang semakin besar. Memaksakan banyak hal di luar kemampuan demi tampilan luar, mengorbankan pedalaman jiwa hingga mencapai gila. Hanya mengulang hidup yang begitu saja dari tahun ke tahun.
Jadilah manusia 2023 yang una-inunya selaras dengan dasar pemahaman yang diri kita sanggup terima.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI