Mohon tunggu...
ERIC TENGOR.
ERIC TENGOR. Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Mulanya ikut pendidikan Jurnalistik tapi kemudian nyasar kerja di Bidang Hukum. Punya hobby baca dan nulis dan aktif jadi Blogger.\r\nIni Blog yang dia kelolah :\r\n"Kawanua Law Crime" http://kawanua-law.blogspot.com\r\n"Brigade Manguni" http://bmi-btg.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Karena Himpitan Ekonomi Goa Batu Jadi Rumah Tinggal

5 Desember 2010   07:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:00 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ditengah arus moderenisasi yang melanda aspek kehidupan manusia ternyata masih ada segelintir orang yang suka akan kehidupan zaman purba. Sebut saja Hais Abjul warga Desa Kema Kab. Minahasa Utara, saat ini hidup dalam kesendirian dalam rumah batu yang menyatu dengan tebing batu dipinggiran laut Kema.

Hais Abjul menjalani kehidupan yang serba keterbatasan itu bukan karena pilihan hidup tetapi karena himpitan ekonomi yang dia alami sehabis PHK di Perusahan Freeport beberapa waktu yang lampau.

Ketika kembali kekampung halaman Hais menjumpai kenyataan bahwa semua harta peninggalan orang tua telah ludes terjual oleh saudara2nya yang lain. Dan lebih memiriskan lagi istri tercinta kabur meninggalkannya karena tak tahan hidup dalam penderitaan bersama Hais suaminya.

Dalam keadaan yang hancur Hais Abjul mengumpulkan semangat yang sempat pudar oleh rasa kecewa karena terlahir dari keluarga serba kekurangan.

Kenyataan lain yang dihadapi Hais adalah ketiadaan rumah untuk sekedar tempatnya berteduh disaat penat. Hais yang kini menggeluti profesi sebagai Nelayan bermimpi untuk dapat memiliki rumah.

Karena ketiadaan lahan kosong untuk mendirikan rumah, maka tersiratlah di benak Hais untuk memanfaatkan tebing batu dipinggir laut sebagai lahan untuk membuat rumah tinggal.

Berbekal keahliannya sebagai pekerja tambang di Freeport, maka Hais dengan bermodalkan Betel dan Martil melubangi tebing batu hingga akhirnya Rumah Batu yang dikerjakan Hais dapat ditinggali hingga sekarang ini.
Tak takut dengan ancaman longsor, Hais hanya berujar "Saya merasa nyaman tinggal di Istana Batu ku ini. Kalau terjadi longsor itu takdir" (Amin).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun