Mohon tunggu...
Joko Lodang
Joko Lodang Mohon Tunggu... -

Akun ini dikelola oleh kuartet Sarjono, Eko, Marcello, dan Endang (disingkat JOKO LODANG). Kami berempat menolak hegemoni oleh siapapun dan dari apapun.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kesalahan Fatal Membaca 'Kemenangan' Titik Soeharto

22 April 2014   01:37 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:22 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hari ini saya agak terganggu dengan posting berita di sebuah situs berita online yang berkali-kali mengangkat soal "kemenangan" Siti Hediati Soeharto yang lolos jadi anggota DPR dari Partai Golkar dari dapil DIY. Saya harus memberi tanda apostrop dalam kata kemenangan karena sebenarnya jadinya Titik Soeharto sama sekali bukan wujud kerinduan warga Jogjakarta terhadap sosok Soeharto yang lantas diwujudkan dalam bentuk mendukung Titik Soeharto.

Pertama, berita tentang jadinya Titik sebagai anggota DPR RI diambil dari sumber data yang sangat tidak valid, dirilis oleh Jaringan Indonesia Raya (JIRA) yang katanya punya akses terhadap 8523 TPS se-DIY. Mana ada LSM yang berhak akses atas c1? Itu hanya jadi wewenangnya partai politik. Ditelisik lebih jauh lagi, ternyata LSM abal-abal tersebut, katanya, tidak lain dan tidak bukan hanyalah bagian dari caleg PDIP Pulung Agustanto (keponakan Pramono Anung) yang memaksakan diri agar masuk dalam daftar caleg lolos dan bagian dari penggalangan opini saja. Jika memang demikian, data yang dilansir sebagai sumber informasi "kemenangan" Titik Soeharto tentu semakin sumir.

Kedua, saya sebagai orang yang mencoba menikmati pemilu tahun ini sangat enjoy keliling ke tiap-tiap KPUD yang pada minggu-minggu ini sudah akan pleno untuk menetapkan hasil perolehan suara tiap partai berikut perolehan by name para caleg-calegnya. Hampir semua KPUD di propinsi DIY sudah menggelar rapat pleno terbukanya. Dan anda ingin tahu hasil perolehan suara Titiek Soeharto yang caleg Golkar nomer urut 1? Titiek Soeharto hanya memperoleh 30.000-an suara (sangat berbeda dari klaim sepihak JIRA yang mengatakan Titiek mendapatkan 80.000-an suara) by name yang mencoblos namanya. Jika diprosentasekan, maka suara anak Soeharto ini hanya sekitar1.5% dari jumlah total suara sah pemilih di DIY yang nyoblos tanggal 9 April kemarin. Pesaing Titik di dapil ini adalah ketua DPD I Golkar DIY, Gandung Pardiman, yang juga memperoleh suara by name sekitar 29.000 suara.

Ketiga, pengurus Golkar yang banyak saya dengar di dalam pertemuan KPUD yang menggelar pleno, mereka mengatakan seandainya Titiek tidak nyalon dari DIY, bisa jadi Golkar bisa mengirim 2 kursi untuk DPR RI. Karena warga Jogja relatif lebih melek politik sehingga jualan "piye kabare penak jaman Soeharto" oleh Titiek selama ini sebenarnya blunder besar politik. Bukti suara pemilu sudah mengatakan hal itu. Golkar drop hanya di urutan kelima di seluruh DIY padahal pemilu dua kali sebelumnya selalu jadi pemenang ketiga. Titiek sendiri tidak mengangkat suara partai, tapi justru banyak menggrogoti suara sesama caleg Golkar, terutama Gandung Pardiman.

Keempat, Titiek Soeharto selama berkampanye di Jogjakarta kemarin sama sekali tidak membawa harapan apa=apa kecuali kampanye instan menjual foto dan lambaian almarhum bapaknya. Itu pun banyak sekali baliho dan spanduk dia yang dirusak sendiri oleh warga sehingga warga Jogja sebenarnya jengah dengan tontonan demikian.

Sekali lagi, jika kita ingin mengukur apa maunya masyarakat Jogja, maka ukurlah dengan suara caleg dari seluruh total jumlah pemilih di propinsi istimewa ini. Dan sekali lagi, warga Jogja telah memutuskan bahwa jadinya Titiek Soeharto bukan aspirasi mereka. Itu hanyalah residu suara dari warga yang gampang tertipu oleh citra dan jargon-jargon. Dan itu hanya minoritas!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun