Mohon tunggu...
Kavindra
Kavindra Mohon Tunggu... -

Nil volentibus arduum

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Cius? Miapah? Kita Bangsa yang Minder

31 Oktober 2012   05:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:10 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

saya : Cuy, besok ada kuis dadakan loh?
jawab : cius? miapah?

hahaha, akhir-akhir ini frasa kata-kata diatas mulai marak keluar dari obrolan anak muda indonesia. beberapa orang menganggap hal ini aneh, yang lain menganggap ini tren. Lebih parah lagi, bahkan ada yang menghakimi bahwa pengguna kata-kata tersebut termasuk kaum Alay. Alay disini menurut saya sebuah kata yang mendiskreditkan seseorang atau kelompoknya. Maknanya negatif.

Bangsa kita terkadang kurang menghargai 'karya' yang asalnya dalam negeri. Penggunaan frasa ''cius, miapah dan sejenisnya'' seharusnya tidaklah perlu kita cela. Anggap saja itu sebuah karya bahasa non formal, bahasa slang. Toh, tidak ada peraturan tertulis yang melarang untuk menciptakan bahasa slang. Tapi, kadang penghakiman dari masyarakat kita yang 'susah' menerima karya lokal yang baru, menjadi penghambat keluarnya karya-karya yang lain.

saya jadi berpikir, andaikan kata-kata ''cius, miapah'' ini dicetuskan oleh orang eropa misalkan, pasti kita anggap itu budaya modern. tapi kalau dicetuskan oleh karya lokal, orang cenderung menganggap itu kampungan, alay, norak, dsb.

Mungkin beberapa orang berpendapat penggunaan kata itu akan merusak bahasa resmi indonesia. Please.. bahasa slang bukan dipakai di forum resmi kawan. kalau pun nantinya bakal masuk ke kamus besar bahasa indonesia, itupun sudah melalui tahap yang bisa diterima.

Oke, marilah kita mulai menghargai karya anak bangsa. klo bukan kita yang mempopulerkan, siapa lagi?

Saya Cinta Indonesia!!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun