Di Madura, jangan harap menemukan ketupat dan opor kala hari pertama Lebaran.
Ihwalnya adalah tradisi Telasan Topak. Tradisi ini adalah tradisi berpuasa Syawal di hari kedua lebaran. Sebab puasa Syawal setelah Ramadhan, adalah puasa yang besar pahalanya. Apalagi kita tahu, puasa Syawal sangat besar godaannya. Bahkan berlipat ganda. Bayangkan, setelah merayakan hari pertama lebaran setelah 30 hari berpuasa, esoknya kita harus berpuasa lagi. Menahan godaan yang lebih besar, karena baru saja bersenang-senang.
Pada hari ke tujuh setelahnya, barulah orang Madura merayakan telasan. Ini adalah lebaran kedua. Hebat ya orang Madura. Saat orang Islam di seluruh penjuru dunia hanya punya satu kali Idul Fitri, di Madura ada dua.
Pada telasan inilah, orang Madura bersuka cita menyambut lebaran. Bahkan, lebaran telasan ini jauh lebih meriah ketimbang lebaran pertama.
Saat merayakan telasan, biasanya para ibu dan anak-anak perempuannya sibuk di dapur. Membuat ketupat, lontong sayur, ayam opor, dan aneka lauk lainnya. Sedangkan para bapak ngopi dan ngerokok sembari ngobrol, anak-anak kecil berlarian bermain petasan. Meriah.
Ada alasan kenapa telasan kerap kali lebih ramai ketimbang lebaran hari pertama. Bagi warga Madura, Bulan Syawal adalah bulan baik. Cocok untuk berbagai acara. Mulai dari tasyakuran, khitanan, hingga pernikahan.
Bulan ini juga dianggap sebagai bulan yang tepat untuk mencari jodoh. Karena itu biasanya para lajang berpenampilan semenarik mungkin. Mereka biasa berkumpul di beberapa tempat wisata, seperti Kwanyar atau Pantai Camplong. Kepercayaan bulan baik dan juga berbagai acara ini menambah semarak telasan.
Sekilas, telasan tampak seperti ritual yang tidak bermakna. Untuk apa ada lebaran dua kali? Pikiran itu wajar bagi mereka yang kurang memahami maknanya.
Telasan merupakan tradisi yang punya banyak arti, terutama bagi warga Madura. Bagi mereka, telasan adalah perwujudan rasa syukur kepada Allah SWT sebagai maha pemberi rejeki. Karena itu, pada hari telasan, banyak keluarga meletakkan ketupat kepada benda-benda yang dianggap punya andil memberikan rejeki. Dari cangkul, gerobak, hingga sabit, yang selama setahun belakangan berjasa.
Ada beberapa versi tentang makna telasan. Tapi yang populer ada dua. Versi pertama mengatakan bahwa telasan adalah penanda dosa yang lenyap. Ini karena telasan dianggap berasal dari kata Bahasa Jawa, yang artinya ‘habis’.
Karenanya, saat telasan para warga berkupul dan saling meminta maaf atas segala dosa dan khilaf yang sudah dilakukan setahun belakang. Dosa-dosa setahun ke belakang dianggap sudah habis. Saatnya memulai hari baru.