Mohon tunggu...
Dzulhizam
Dzulhizam Mohon Tunggu... -

Tersesat.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sawan (Bag. Satu)

20 Oktober 2015   07:02 Diperbarui: 20 Oktober 2015   08:52 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap batu yang terbujur di telapak jalan memanggil

namamu beserta air ludah yang terlempar dari inangnya

mengikis tanah sembari mengeja debu yang akan lekas mengudara

beserta sejumlah ribuan asap dan kepulan kabut kentut alat transportasi

Ibu kota.

Sementara mega melepas sekat forma-forma bumi

Sketsa kegelisahan daun-daun pada angin

kekhawatiran mineral menjadi comberan-comberan

sampai tanah kalap memikul beban gedung-gedung

hingga oksigen yang hampir tak tercium

tidak kah mereka menikmatinya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun