Setiap batu yang terbujur di telapak jalan memanggil
namamu beserta air ludah yang terlempar dari inangnya
mengikis tanah sembari mengeja debu yang akan lekas mengudara
beserta sejumlah ribuan asap dan kepulan kabut kentut alat transportasi
Ibu kota.
Sementara mega melepas sekat forma-forma bumi
Sketsa kegelisahan daun-daun pada angin
kekhawatiran mineral menjadi comberan-comberan
sampai tanah kalap memikul beban gedung-gedung
hingga oksigen yang hampir tak tercium
tidak kah mereka menikmatinya?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!