Â
Hari kita
Lalu, Kita saling berintim pandang
Di sela bulir debu sepanjang kemarau hari.
Kemudian, Kita saling jumpa bercengkerama
Di genang cerita padang dingin
Bulan hujan sunyi.
Kini, Biar kita persilahkan rindu
Mengikuti keinginannya
Memandu urat emosi. –Jakarta, 160614
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!