Mohon tunggu...
katpar dogra
katpar dogra Mohon Tunggu... profesional -

nikmati tulisanku. aku menulis apa yang aku lihat. aku menulis apa yang aku amati. aku menulis karena aku menyukainya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Biarkan Gunting dan Botol Bir yang Berbicara

15 Maret 2014   06:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:55 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Masih adakah rasa sayang kita terhadap bangsa. Beberapa orang mengatakan ya, sebagian besar bingung, dan sisanya memilih untuk mengabaikan pertanyaan itu. Menurut Anda,  Apakah jiwa Anda masih mempunyai rasa sayang terhadap bangsa ? Jika jawaban Anda ya, coba katakan sejauh mana Anda mengetahui kesenian tradisional di daerah Anda. Sangat tahu ? saya tidak yakin banyak yang akan menjawab sangat tahu. Tapi jika pertanyaannya diganti, berapa banyak DVD k-pop yang anda punya? Sejauh mana Anda mengenal budaya Jepang atau Korea atau Amerika? Pernahkah Anda memakai batik? Berapa nama artis korea yang anda hapal? Tanyakan hal tersebut ke remaja-remaja kita, mereka akan dengan senang hati menjelaskan pengetahuan mereka akan budaya luar dibanding budaya kita sendiri.

Di era Soekarno, Indonesia mulai lahir sebagai bangsa yang berdiri sendiri. Ancaman dari luar masih tetap menghantui tapi kita tetap tegar. Bukan hanya ancaman perang, ancaman budaya luar pun berusaha menghancurkan kita. Saya masih mengingat ketika mendengar cerita bahwa Bung Karno tidak menyukai group band The Beatles. Beliau sangat anti terhadap mereka. Bung Karno sebenarnya penikmat musik barat, serta sejarah-sejarah barat. Namun, Bung Karno ingin agar kita bangsa yang baru lahir ini tidak terpengaruh dulu akan budaya luar. Ibarat anak, Bung Karno ingin membesarkan Indonesia dengan budaya kita terlebih dahulu. Barulah ketika budaya kita sudah melekat kuat, budaya luar pun tak akan dapat merusak kita.

Ketika musik dari The beatles mencuri perhatian dunia, gaya berpakaian mereka pun ikut terkenal. Seakan tak ingin ketinggalan, pemuda Indonesia juga ikut berpakaian seperti personil The Beatles. Soekarno yang mengetahui itu, mengadakan razia besar-besaran. Pemuda yang kedapatan bergaya barat akan ditindak di tempat. Rambut dan celana, itu menjadi dua hal penting untuk ditindak. Para penindak yaitu polisi, mempunyai senjata masing-masing, gunting dan botol bir. Gunting untuk mencukur rambut yang dianggap gondrong dan mengikuti gaya barat. Botol bir sebagai alat pengukur celana. Jika bir botol tidak dapat masuk ke celana, celana akan dipotong sampai paha.Hal ini dilakukan guna mencegah budaya luar yang merusak budaya kita. Bung Karno yakin bahwa kita harus mengetahui budaya kita terlebih dahulu barulah mengetahui budaya luar jika kita ingin menjadi bangsa yang besar.

Marilah kita lihat di sekitar kita.Sekarang ini,kita bahkan bangga berpakaian ala k-pop. Memakai celana super ketat. Memakai tattoo dan tindik. Kita lebih penasaran akan budaya Jepang. Kita lebih tertarik untuk bermain musik barat ketimbang bermain musik tradisional kita. Kita seakan-akan melupakan kekayaan kita sendiri. Hal ini tidak boleh kita biarkan. Kecintaan terhadap kekayaan budaya bangsa harus kita tingkatkan dan tanamkan pada diri kita.Jangan sampai budaya luar menghancurkan budaya kita. Cintai Budaya Kita, Cintai Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun