Mohon tunggu...
katpar dogra
katpar dogra Mohon Tunggu... profesional -

nikmati tulisanku. aku menulis apa yang aku lihat. aku menulis apa yang aku amati. aku menulis karena aku menyukainya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa dan Anjir

22 Maret 2014   04:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:38 4321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Anjir adalah kata yang paling banyak kudengar belakangan ini. Anjir, plesetan dari kata anjing. Kata Anjing biasa diucapkan untuk menghina manusia. Kata itu untuk menghina manusia yang berperilaku seperti anjing, tidak tahu sopan santun. Pada intinya anjing atau anjir adalah kata yang tidak pantas untuk diucapkan.

Belakangan ini saya menjadi prihatin terhadap nasib bangsa ini. Kita semua tahu bahwa mahasiswa adalah penerus bangsa ini. Namun mahasiswa tidak menunjukkan selayaknya. Sangat sering dalam percakapan mahasiswa muncul kata anjir. Tidak hanya satu atau dua kali. Banyak kali kata itu keluar dari orang yang katanya penerus bangsa ini. Kata itu seakan menjadi bumbu penyedap dalam percakapan mereka. Seakan-akan mereka tidak akan menjadi orang keren atau gaul jika tidak mengucapkan kata itu. Mulai dari hal yang hebat, candaan, atau pembicaraan biasa sering sekali kata ini menjadi ungkapan mereka. Anjirrr.  Padahal seharusnya kata itu menjadi tabu. Kata itu seharusnya tidak diucapkan oleh mereka yang katanya penerus bangsa ini. Bagaimana nasib bangsa ini ditangan para mulut kotor itu?

Ada yang mungkin berpikir bahwa hal itu sah-sah saja asal mereka tidak melakukan suatu kejahatan, toh penggunaan kata itu hanya untuk membuat perbincangan menjadi lancar dan asyik. Tapi, ada sesuatu hal yang harus kita waspadai. Segala sesuatu yang besar semuanya berasal dari kumpulan hal yang kecil. Kita mungkin menganggap enteng penggunaan kata tersebut. Namun, berhati-hatilah. Penggunaan kata-kata kotor dan tidak pantas itu tetap akan melekat pada diri kita dan akan berpengaruh ke sikap kita. Sifat seseorang tecermin dari kebiasaannya dan cara bicaranya. Akan sangat jelas membedakan mana seorang professor dan pengemis. Itu semua dapat dilihat dari cara bicaranya dan sikapnya.

Seseorang yang sering mengucapkan kata-kata kotor dapat langsung dinilai memiliki moral yang tidak bagus.  Tapi, dapatkah kita percaya bahwa penggunaan kata-kata kotor itu dapat merusak moral seseorang? Jawabannya tentu saja. Segala sesuatu yang keluar dari mulut kita pasti diatur oleh “pengatur” yang ada di diri kita baik sadar atau tidak. Begitu pula halnya dengan sikap kita. Sikap kita juga pasti berasal dari “pengatur” yang ada di diri kita ini. Nah, jika apa yang kita katakan adalah sesuatu yang jelek, sangat besar kemungkinan bahwa “pengatur” dalam diri kita ini juga jelek. Hal ini dapat berakibat ke sikap kita. Secara sederhana bahwa sangat besar peluang orang yang sering berucap kotor memiliki sikap yang kotor juga.

Anjir hanyalah kata umum saja. Ada begitu banyak bahasa-bahasa kotor yang lain. Bahasa-bahasa kotor yang sangat dikuasai oleh para mahasiswa dibanding bahasanya sendiri. Mulai dari Sorong sampai Merauke, terbentang ribuan bahasa kotor yang diucapkan oleh mahasiswa seakan-akan mereka sangat keren jika sering mengatakan itu, seakan-akan mereka lucu jika mengucapkan kata itu, seakan-akan mereka hebat jika mengucapkan kata itu.

STOP. Sadarlah wahai engkau penerus bangsa. Mulailah merubah diri. Biasakanlah untuk hidup dalam kejujuran dan kebersihan iman. Mari kita sama-sama membangun bangsa ini. Sudah cukuplah menyesal akan  perilaku pendahulu-pendahulu kita yang merusak bangsa ini. Mari kita perbaiki dan bangun bangsa ini. Mari kita merdekakan bangsa ini lagi. Dimulai dari kamu. Dimulai dari bahasamu. Dimulai dari tingkah lakumu. STOP BAHASA KOTOR.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun