Mohon tunggu...
Katon Mahardika
Katon Mahardika Mohon Tunggu... Lainnya - -

-

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Resensi Novel "Sang Pemimpi"

9 Maret 2021   00:24 Diperbarui: 9 Maret 2021   00:34 5767
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Identitas Buku

Buku berjudul Sang Pemimpi ini ditulis oleh penulis ternama Indonesia, Andrea Hirata. Lalu diterbitkan oleh PT Bentang Pustaka. Buku ini terdiri dari x + 292 Halaman dan merupakan ke-14 pada bulan Januari 2008. Serta telah terdaftar dengan ISBN: 979-3062-92-4

2. Pratinjau

Menakjubkan. Itulah kesan yang tersirat setelah membaca buku kedua dari tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata ini. Bagaimana tidak? Alur cerita dan gaya bahasa yang disuguhkannya mampu dikemas begitu apik dari awal hingga akhir. Ditinjau dari segi intrinsiknya, novel ini bisa dibilang hampir sempurna. Sebab di setiap peristiwa, Andrea dengan cerdas menggambarkan karakteristik dan deskripsi yang begitu kuat pada tiap karakternya. Sehingga pembaca bisa dengan mudah menafsirkan arah jalan ceritanya. Bahasanya pun sangat memikat, dengan dibumbui ragam kekayaan bahasa dan imajinasi yang luas. Novel ini memiliki kekayaan bahasa sekaligus keteraturan berbahasa Indonesia. Dimulai dari istilah- istilah saintifik, humor metaforis, hingga dialek dan sastra melayu bertebaran di sepanjang halaman. Mulanya, cerita ini lebih bernuansa komikal dengan latar kenakalan remaja pada umumnya. 

Disamping menggambarkan kekuatan sebuah mimpi, pada novel ini Andrea juga mencitrakan kebijaksanaan seorang ayah yang begitu besar. Pengorbanan dan ketulusan seorang ayah dalam mendukung mimpi anaknya di tengah keterbatasan hidup menjadikan semangat tak terbeli bagi Ikal dan Arai dalam menggapai impiannya. Disinilah cerita mulai berevolusi menjadi balada yang begitu mengharu biru. Kesabaran seorang ayah dan rasa sayang seorang anak yang luar biasa besarnya kepada sang ayah menyempurnakan novel ini menjadi bacaan yang sangat bermoral.

Sebuah penghormatan untuk Andrea Hirata yang telah berhasil membuat sebuah mahakarya yang kental dengan budaya melayu namun sangat cerdas. Tak hanya bisa membuat seseorang kembali membangun mimpi- mimpinya, novel ini juga bisa menambah rasa hormat kita kepada sang ayah dan mencintainya dengan tulus di situasi apapun

3. Isi

1) Unsur Intrinsik

  • Tema

Tema  dalam novel Sang Pemimpi ini tak lain adalah "persahabatan dan perjuangan dalam mengarungi serta kepercayaan terhadap kekuatan sebuah mimpi atau pengharapan". Hal itu dapat dibuktikan dari penceritaan per kalimatnya dimana penulis berusaha menggambarkan begitu besarnya kekuatan mimpi sehingga dapat membawa seseorang menerjang kerasnya hidup.

  • Latar

Dalam novel ini disebutkan latarmya yaitu di Pulau Magai Balitong, los pasar dan dermaga pelabuhan, di gedung bioskop, di sekolah SMA Negeri Bukan Main, terminal Bogor, dan Pulau Kalimantan. Waktu yang digunakan pagi, siang, sore, dan malam. Latar nuansanya cenderung berbau melayu dan gejolak remaja yang dipenuhi impian tanpa batas

  • Penokohan dan Perwatakan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun