Ninja biasanya segera dikaitkan dengan sosok bertopeng yang terampil beladiri, ahli menyusup dan terampil beladiri. Menurut artikel yang saya baca dari Wikipedia, ninja berasal dari bahasa Jepang, yang berbunyi “nin” yang artinya menyusup. Keahlian ninja sebenarnya bukanlah pembunuhan melainkan penyusupan. Ninja adalah mata-mata professional ketika para samurai masih memegang kekuasan di pemerintahan jepang pada abad ke-12. Para ninja biasanya ditugaskan untuk mengumpulkan informasi, merusak dan menghancurkan gudang persenjataan ataupun gudang makanan
Akhir-akhir ini, dipulau sumatera, khususnya di provinsi Riau banyak terlihat ninja-ninja berkeliaran. Warna topeng yang mereka gunakan cukup beragam. Mulai dari ninja putih, ninja hitam, bahkan ninja dengan topeng berlogo klub sepakbola (warna-warni bro).
Dari kostum yang mereka gunakanpun banyak jenisnya, ada ninja berjas, ninja berkerudung, ninja pakai seragam, ninja pakai kemeja, ninja pakai jeans, ninja dengan kaus oblong, ninja berhelem dan masih banyak lagi. Ninja-ninja ini banyak terlihat dikantor-kantor, sekolah-sekolah, kampus-kampus, jalan raya, warnet, rental PS, warung makan bahkan dihampir setiap sudut kota pekanbaru dan semua wilayah provinsi Riau.
Ninja-ninja ini sudah sering diberitakan ditelevisi, dan saya yakin pemerintah, pejabat, wakil rakyat, pengusaha-pengusaha pasti tau akan hal ini,. Tapi hingga saat ini masih saja berkeliaran.
Ninja yang saya maksud bukan seperti ninja yang dari Jepang yang berani, terampil beladiri, kuat atau apapun itu. Mereka hanya terpaksa menjadi ninja karena satu alasan yaitu “ASAP”. Hampir semua orang terlihat seperti ninja, mulai dari anak-anak sampai kakek-nenek.
Perlu anda tau ninja yang ini bukanlah mata-mata, tetapi mereka yang dimata-matai. Mereka tidak melakukan penyusupan, tetapi mereka yang takut asap menyusup ke-paru-paru mereka. Mereka bukan untuk melakukan penyerangan atau pembunuhan, justru mereka yang takut asap menyerang dan membunuh mereka. Mereka tidak memakai samurai, tetapi memakai apa yang biasa mereka pakai untuk bekerja, seperti helm, kendaraan bermotor, computer, buku tulis, pulpen dan lain sebagainnya.
Mereka tidak bisa berbuat banyak untuk menghentikan bencana ini. Mereka hanya bisa berdoa. Mereka hanya bisa mengeluh, mereka hanya bisa marah-marah dan kadang memaki-maki (pemerintah).
Dan satu hal yang pelu anda tau, saya salah satu dari ninja-ninja itu. Menyakitkan, tidak aman dan tidak nyaman bro, kemana-mana pakai masker.
Kasihan sekali kami para ninja warna-warni ini. hahah……. :D :D :D :v :v :v
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H