Nilai-nilai Pancasila dianggap penting dalam pembentukan karakter anak bangsa. Karena nilai pancasila tidak hanya merupakan dasar Negara Indonesia semata, tetapi nilai pancasila juga merupakan pedoman hidup yang mengandung nilai-nilai luhur yang dapat membentuk suatu karakter, sikap, ataupun tindakan setiap individu dalam kehidupan sehari-hari.
Mengapa pendidikan karakter itu penting? Pendidikan karakter di sekolah dasar memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk kepribadian anak. pada masa sekolah dasar inilah anak-anak berada dalam masa perkembangan yang sangat krittis, dimana tahap ini nilai-nilai moral dan etika dapat tertanam dengan kuat. melalui pendidikan karakter. Siswa dapat diajarkan tentang nilai-nilai kebaikan seperti kejujuran, tanggung jawab, kedisiplinan, empati, dan rasa hormat.
Di era digital yang penuh dengan tantangan sosial dan moral ini, guru harus memiliki sebuah inovasi terbaru dan menarik, dan menjadikan pendidikan karakter semakin relevan untuk diajarkan. Guru dan Orang tua adalah peranan penting dalam pembentukan karakter, dengan demikian guru dan orang tua perlu bekerja sama untuk memastikan anak-anak mendapatkan bimbingan yang tepat dalam mengembangkan karakter.
Salah Satu cara membentuk karakter anak bangsa di sekolah dasar yaitu dengan menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Bisa dimulai dengan mengenalkan nilai-nilai pancasila dengan dengan cara  menghafalkan pancasila, menebak lambang burung garuda, atau dengan metode permainan yang menyenangkan lainnya. Setelah diperkenalkan harapannya siswa dapat  membangun pemahaman tentang nilai pancasila ditambah dengan pemberian contoh penerapan yang mencerminkan nilai-nilai pancasila. Contohnya penerapan sila pertama, seperti pembiasaan berdoa sebelum dan sesudah kegiatan.  Mengahrgai satu sama lain,  sebagai contoh penerapan sila ke 2.  Menjaga kerukunan dengan teman, yang merupakan contoh penerapan sila ke 3. Mengajarkan cara menghargai pendapat orang lain dalam kegiatan diskusi di Sekolah, sebagai contoh penerapan sila ke 4. Serta belajar untuk tidak membeda-bedakan teman, sebagai contoh penerapan sila ke 5.
Dengan demikian, pembentukan katakter anak tidak hanya memiliki dampak posistif dilingkungan sekolah maupun di rumah tetapi juga pada diri mereka sendiri. Harapannya mereka dapat menerapkan apa yang telah didapatkan serta tertanam sikap individu yang bukan hanya cerdas secara akademis, tetapi juga berkarakter baik untuk lebih siap menghadapi tantangan masa depan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI