Setelah menunggu beberapa lama konfrimasi terkait tutupnya enam gerai ritel Giant, akhirnya pihak perusahaan memberikan penjelasan pada hari Selasa, minggu lalu.
Patrik Lindvall selaku pesiden direktur PT. Hero Supermarket Tbk (HERO) memaparkan penjualan di sektor bisnis makanan sedang mengalami penurunan drastis sehingga tercatat kerugian sebesar 64 M diluar biaya perseroan yang tidak di alokasikan.Â
Disamping itu HERO sedang melakukan penyesuaian sebagai komitmen jangka panjang bisnis ritel dan untuk memenuhi kebutuhan customer yang berubah begitu cepat. Maka dari itu, saat ini, HERO memfokuskan diri pada pengembangan bisnis kesehatan dan kecantikan  melalui Guardian serta ritel furniture melalui IKEA.
Terkait hal ini, sebelumnya BEI sudah memberi tenggang waktu hingga Kamis (27/6) kepada HERO untuk memberikan penyataan. Dan hari ini, Â Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna Setia mengonfrimasi bahwa perusahaan telah memenuhi permintaan tersebut. Dan penutupan gerai ritel Giant murni terkait kebijakan manajemen perusahaan.Â
Sudah seharusnya manajemen me-review kembali kegiatan operasional. Keputusan yang diambil oleh perusahaan tersebut merulakan kebijakan operasional. Dimana gerai yang resmi ditutup ini merupakan gerai yang tidak mendatangkan profit bagi perusahaan dan harus di tinjau kembali untuk melakukan sebuah tindakan yang tidak mendatangkan kerugian lebih besar lagi.
Kejadian ini memberikan pelajaran bagi perusahaan lainnya untuk tetap mengikuti perkembangan-perkembangan bisnis yang ada di Indonesia, mengingat yang ada sekarang ini semuanya serba cepat dan praktis.
Sumber: IDXChannel
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H