Mohon tunggu...
Katherine Destita SInaga
Katherine Destita SInaga Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Satya Negara Indonesia, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Prodi Ilmu Komunikasi

Hobi belajar bahasa negara lain

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keterkaitan Kesetaraan Gender dalam Kehidupan Berkelanjutan

18 Desember 2023   20:34 Diperbarui: 18 Desember 2023   20:34 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesetaraan gender adalah tujuan yang mencita-citakan hak, tanggung jawab, dan peluang yang sama bagi semua individu, tanpa memandang jenis kelamin mereka. Hal ini melibatkan upaya untuk mengatasi dan menghapus diskriminasi gender, memastikan adanya akses setara terhadap pendidikan, pekerjaan, kesehatan, serta partisipasi dalam keputusan politik dan ekonomi. Pada hakikatnya, kesetaraan gender mengakui bahwa perbedaan biologis antara laki-laki dan perempuan tidak boleh menjadi dasar untuk memberikan hak atau kewajiban yang berbeda. Selain itu, kesetaraan gender juga mengambil pengaruh penting terhadap keberlangsungan hidup.

Seperti yang diutarakan oleh Direktur Pelaksana Pengembangan Kebijakan dan Kerja Sama Bank Dunia Mari Elka Pangestu mengungkapkan bahwa kesetaraan gender mampu menambah US$11 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) global.

"Kesetaraan dan mengurangi kesenjangan gender adalah tidak hanya tentang hak perempuan, tetapi juga tentang ekonomi. Angkanya adalah US$11 triliun," imbuhnya dalam B20 Summit Indonesia di Nusa Dua, Bali, seperti dilansir Antara, Senin (14/11). Sources CNN Indonesia.

Lebih lanjut Mari menuturkan bahwa dunia harus mendorong kesetaraan gender dan mengurangi kesenjangannya karena hingga kini masih terjadi perbedaan pemberian hak dan kewajiban antara laki-laki dan perempuan.

Meskipun telah ada kemajuan dalam beberapa bidang, tantangan kesetaraan gender masih ada di dalam masyarakat di seluruh dunia maupun Indonesia. Diskriminasi, stereotip gender, dan ketidaksetaraan dalam dunia kerja dan lainnya masih menjadi masalah yang perlu diatasi. Seperti contoh kasus buruh perempuan yang bekerja pada perusahaan produsen es krim PT. Alpen Food Industry (AFI) atau Aice.

Dimana salah satu buruh perempuan berusia 25 tahun di perusahaan tersebut yang bernama Elitha Tri Novianty. Sudah berusaha mengajukan pemindahan divisi kerja akibat penyakit endometriosis yang dialaminya. Tetapi perusahaan justru mengancam akan memberhentikannya dari pekerjaan tersebut. Yang membuat Elitha terdesak dan tidak punya pilihan lain selain terus bekerja. Hingga pada akhirnya ia mengalami pendarahan hebat yang mengharuskan Elitha di operasi kuret, yang di mana beberapa jaringan dari dalam rahimnya harus diangkat.

Meskipun pihak Aice telah membantah tuduhan tersebut, Aice tetap mendapat kecaman dari berbagai pihak bahkan menghadapi aksi boikot.

Tapi perjuangan untuk meperjuangkan hak-hak buruh perempuan tampaknya masih jauh karena masih banyak perusahaan yang menelantarkan hak-hak buruh-buruh perempuan mereka demi mengejar efisiensi dan efektivitas produksi perusahaan.

Penting untuk diingat bahwa kesetaraan gender bukan hanya masalah perempuan tetapi melibatkan pria dan masyarakat secara keseluruhan adalah kunci untuk mencapai kemajuan yang signifikan. Peningkatan kesadaran, pendidikan, dan dukungan dari berbagai lapisan masyarakat diperlukan agar kesetaraan gender dapat menjadi kenyataan baik di Indonesia maupun seluruh dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun