Ketika kita mendengar karya sastra tentu dalam benak kita terlintas nama-nama yang melahirkan begitu banyak karya popular. Kehadiran sastra mengajak kita semua sebagai penikmat untuk menjadi lebih peka terhadap kemanusiaan. Sebab didalam sastra banyak tertulis realiata yang sering kita jumpai dalam kehidupan.
Karya sastra menggambarkan suatu bentuk tata bahasa yang yang memiliki kekhasannya sendiri. Karya ini dipenuhi persepsi, ideologi, imajinasi yang pastinya menggambarkan suatu tatanan nilai yang diimani masyarakat sebagai pembacanya. Bahkan lebih dari itu suatu karya sastra memiliki peran atau fungsi sebagai media pendorong gerakan perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat.
Melihat fungsi diatas tidak mungkin bagi seorang penulis mengabaikan tugas utamanya, yaitu pertama kesadaran akan adanya kebebasan dalam berkarya. Kedua, bahwa menjadi penulis memiliki hak untuk merefleksikan realitas yang ada dalam hidupnya sendiri. Perlu digarisbawahi bahwa, karya sastra hakikatnya sebagai perwujudan gagasan penulis yang diamati dari latar belakang kehidupan mereka.
Dengan memanfaatkan bahasa sebagai media, sastra memberikan kemungkinan bagi penulis untuk melakukan kritik terhadap pemerintah dan perubahan sosial kearah yang lebih baik. Berdasarkan teori fungsionalis (Kompas.com: 2020) mengatakan bahwa perubahan sosial bersumber dari ketidakpuasan masyarakat terhadap suatu kondisi sosial. Kehidupan sosial masyarakat tidak lepas dari unsur-unsur  kebudayaan dalam masyarakat, apabila perubahan tersebut bermanfaat bagi masyarakat maka perubahan tersebut diterima.
Mengacu pada teori tersebut kegiatan yang dilaksanakan Komunitas LEKO NTT menjadi contoh aktivitas yang membawa perubahan sosial bagi masyarakat NTT khususnya Kupang.
Seperti yang diungkapkan Randu kepada Pos-Kupang.com (2019) "Di Kupang sangat kekurangan ruang untuk akses ke buku-buku bacaan....". Â Randu mengatakan bahwa kegiatan ini sebagai langkah awal dalam menumbuhkan budaya membaca bagi masyarakat Flobamora. Dari pernyataan ini dapat kita amati bahwa ada tekat yang dimiliki Komunitas LEKO NTT yakni membawa perubahan bagi masyarakat Kupang-NTT. Dalam hal ini meningkatkan budaya literasi melalui karya sastra yang terlah mereka kumpulkan.
Selain menjalankan kegiatan membaca, Komunitas ini juga menghadirkan narasumber untuk memberikan edukasi literasi kepada pengunjung. Adanya kegiatan literasi ini memberikan dampak baik kepada pengunjung. Secara tidak langsung adanya kegiatan ini memberikan perubahan di mana semakin bertumbahnya minat membaca masyarakat. Sebelum wabah pandemi Covid-19 menyerang semua aspek kehidupan masyarakat, kegiatan literasi ini dilaksanakan setiap malam minggu di Taman Nostalgia Kupang secara gratis.
Melihat situasi sekarang Komunitas Leko NTT memanfaatkan website. Secara tersirat Komunitas ini juga ingin mengakrabkan masyarakat NTT dengan istilah literasi digial. Dengan memberikan kemudahan akses bagi masyarakat untuk terus meningkatkan budaya membaca melalui karya sastra atau artikel di laman website LEKO NTT.  Fenomena virus corona tidak menjadi penghambat bagi masyarakat untuk menjadi semakin cerdas.
Daftar Pustaka
Kompas.com. (2020, Oktober 30). Teori Perubahan Sosial: Jenis-Jenis dan Contohnya. Retrieved Maret 24, 2021, from Kompas.com