Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Yang Membedakan Orang Bodoh dan Bijak dalam Menghadapi Masalah

24 Oktober 2012   07:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:27 3701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ada seorang raja bodoh yang mengeluhdan merasa tidak bahagia karena jalan yang sering dilewatinya kasar, sehingga membuat kakinya sakit.

Lalu ia memerintahkan menterinya agar jalan-jalan di kerajaannya dilapisi kulit sapi.

Menteri bijak yang mendapat perintah justru tertawa mendengar perintah raja bodoh tersebut.

Karena dianggap ide gila dan jelas bodoh. Berkatalah Sang Menteri,'Yang Mulia, daripada buang-buang biaya yang sia-sia. Mengapa bukan kaki Yang Mulia saja yang dialasi kulit sapi?!"

Itulah kemudian yang dilakukan raja dan lahirlah ide cemerlang tentang sepatu.

Yang membedakan orang bodoh dan bijak bila menghadapi masalah yang sama adalah cara mengatasinya.

Orang bodoh hanya bisa mengeluh seperti si raja, sedangkan orang bijak akan mencari solusinya.

Mengeluh adalah solusi bodoh dan melelahkan. Sumber ketidak-bahagiaan. Buang-buang energi. Selalu menyalahkan sesuatu di luar diri.

Mengatasi masalah dengan tindakan yang berlebihan tanpa hasil yang maksimal.

Orang bijak akan menerima masalah yang ada bukan sebagai masalah. Tetapi sebagai pintu lahirnya ide baru untuk mengatasi. Membuka wawasan dan memperkaya pengalaman hidup.

Apakah untuk menghindari hujan, harus membangun atap di sepanjang jalan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun