Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ya Ampun, Ternyata Perjalanan Dinas Pejabat Lebih Penting daripada Kesejahteraan Rakyat!!!

14 September 2012   12:49 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:28 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah mengalokasikan dana perjalanan dinas 2013, hingga mencapai Rp 21 triliun. Nilai yang dianggap sangat besar oleh pengamat dan publik


Karena menurut temuan BPK, dana perjalanan dinas 2011 terjadi penyimpangan yang mencapai sampai 40 persen atau sekitar Rp 7,2 triliun.


Menurut temuan BPK yang dimuat di harian Kompas cetak edisi Jumat (14 September 2012). Terjadi penyimpangan dilakukan dengan beberapa modus.


Diantaranya: perjalanan dinas fiktif; perjalanan dinas rangkap: tiket pesawat yang meragukan; kuitansi penginapan yang tidak lengkap; tidak didukung bukti yang valid.


Dengan kata lain, alakodasi dana perjalanan dinas yang demikian besar selama ini telah menjadi lumbung korupsi oleh oknum pejabat.


Mengapa dana perjalanan dinas pejabat selama ini demikian besar, sedangkan dana untuk kesejahteraan rakyat jauh lebih kecil?


Bandingkan dana perjalanan dinas para pejabat 2013 yang menyentuh angka Rp 21 triliun dengan dana untuk jaminan kesehatan masyarakat yang hanya Rp 7,3 triliun dan bantuan siswa miskin Rp 10 triliun. Jauh lebih kecil lagi subsidi untuk benih yang cuma Rp 0,1 triliun.


Ya ampun, ternyata bagi pemerintah kesejahteraan para pejabat itu lebih penting dengan fasilitas perjalanan dinas yang kemudian menjadi lahan korupsi.


Sementara dana untuk kesejahteraan rakyat secukupnya saja. Pantas saja di negeri ini rakyat hanya bisa berteriak tentang kesejahteraan, sedangkan pejabatnya sudah bisa menikmati kesejahteraan yang lebih.


Ternyata cita-cita mulia para pendiri negeri ini yang tertuang dalam dasar negara, Pancasika butir ke-5: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Masih menjadi mimpi.

Karena realita berbicara, pejabatnya sudah banyak yang sejahtera, sedangkan rakyatnya masih banyak yang terlunta-lunta. Bahkan mereka ada yang berlalu-lalang di depan istana negara.


Ya ampun!

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun