Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Waktunya Belajar Sombong. . .

20 Agustus 2013   15:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:04 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Bertahun sudah aku bersikap ramah dan selalu menjadi kawan setia. Aku begitu baik padamu tanpa sungkan selalu bersama.

Kesetianku sudah teruji waktu. Walau kadang aku ingin meninggalkanmu. Bahkan aku ingin menjadikanmu sebagai musuh. Tapi kerinduan itu selalu membuatku jatuh kembali dalam pelukmu.

Seringkali sudah aku merasa begitu bodohnya. Mau-maunya dekat dan menajdi teman. Tanpa rasa malu. Malahan bermesraan sampai lupa waktu.

Kupikir sudah waktunya aku harus belajar sombong sesombongnya padamu dan tanpa menganggapmu sebagi kawan lagi.

Hai kamu! Keserakahan, kemaksiatan, kemunafikan. Kamu juga hai kemalasan, kebencian, iri dan dengki. Camkanlah baik-baik, aku akan bersikap sombong.

Aku ingin belajar menjadi sombong padamu semua. Enyahlah. Aku bukan kawanmu lagi. Biarlah masa-masa bulan madu dulu tinggal menjadi kenangan pahit.

Menyesal aku, walau tiada guna selama ini aku berkawan. Namun paling tidak aku mengerti bahwa kamu semua bukanlah kawan yang baik. Sebab yang ada nuraniku tercabik-cabik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun