Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Ujung-ujungnya Buruh Tetap Tidak Sejahtera

23 November 2012   07:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:47 965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13536581761974576086

[caption id="attachment_225430" align="aligncenter" width="565" caption="Buruh yang berunjukrasa di depan Istana Merdeka Jakarta Pusat, Kamis (22/11/2012)@Tribunnews.com"][/caption] Menjadi buruh di negeri ini untuk bisa sejahtera memang masih jauh dari harapan. Begitulah nasib menjadi buruh. Tetapi demi untuk menjadi sejahtera, para buruh rela berjuang. Demo menuntut upah minimun sebesar-besarnya adalah salah satu caranya. Tanggal 21-22 November 2012 yang baru saja berlalu, buruh Sejabodetabek menggelar demo secara besar-besaran. Khusus untuk Tangerang rencananya akan digelar lagi 28-29 November ini. Karena belum terjadi kesepakatan. Tuntutan para buruh untuk upah minimum 2013 memang luar biasa besarnya. Sampai mencapai 40 persen kenaikan. Dimana umumnya kenaikan standarnya adalah antara 10-15 persen. Tentu timbul keberatan dari para pengusaha, sehingga terjadi perundingan yang alot. Karena tuntutan kenaikan upah yang demikian tinggi dari buruh dianggap sangat memberatkan pengusaha. Dalam situasi ini, pasti para pengusaha tidak tinggal diam dan akan mengambil langkah-langkah demi untuk kelangsungan usaha mereka. Pilihan paling akhir paling tutup dan beralih profesi. Menghadapi situasi ini, keadaan usaha yang tidak kondusif. Karena demo yang sudah menjurus ke arah memaksa dan anarkis. Beberapa langkah sudah direncanakan diambil. Di antaranya: 1. Lebih memaksimalkan penggunaan mesin otomatis atau robot. Untuk jangka panjangnya dianggap lebih menguntungkan. Karena lebih efisien dan maksimal hasilnya. Gampang diatur. 2. PHK besar-besaran. Secara bertahap mau tidak mau penggunaan tenaga kerja akan dikurangi seiringi dengan otomanisasi. Tenaga kerja hanya akan dipekerjakan pada bagian tertentu saja dengan masa kontrak tertentu. 3. Bergantian haluan menjadi importir. Dengan biaya produksi yang meningkat dan daya saing semakin berat. Para pengusaha akan mengalihan dengan memesan produknya ke Cina. Dari hitung-hitung ekonomi masih lebih menguntungkan daripada memproduksi sendiri barangnya di Indonesia. Caranya ini sebenarnya sudah berjalan selama ini. Salah satunya adalah industri ponsel. Semua ponsel yang dikatakan ponsel lokal di pasaran. Sebenarnya tak satu pun diproduksi di Indonesia. Semuanya diimpor dari Cina. 4. Mengalihkan investasi ke Vietnam atau Kamboja. Akibat biaya buruh yang terus meningkat dan kurangnya jaminan untuk usaha, mengalihkan investasi ke kedua negara tersebut merupakan pilihan yang baik. Bayangkan apa yang terjadi dalam situasi ini? Pengangguran semakin banyak. Yang pasti lagi, ujung-ujungnya buruh tidak sejahrera. Sami mawon bahasa kerennya. Kenapa? Seperti yang umum terjadi di negeri kita. Upah belum naik, tapi barang-barang kebutuhan pokok sudah mendahului melesat naik. Setelah hitung-hitung, pada akhirnya tetap tidak cukup juga. Boro-boro mau sejahtera. Pun tetap masih banyak utang. Sebagai buruh, kalau saya disuruh memilih, maka saya akan memilih upah tidak naik, tetapi kebutuhan pokok diturunkan. Pilihan realistisnya begitu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun