"Forum Rektor-Tokoh Lintas
Agama: Indonesia Makin Dekat
Menjadi Negara Gagal", itulah judul salah satu media pada awal bulan Februari tahun ini.
Semua itu berdasarkan kajian dan dan berbagai teori para ahli tentang negara gagal.
Saya bukan ahli dan tidak mengerti teori apa-apa. Perlu dimaklumi, Indonesia baru 66 tahun merdeka dan tentu masih ada waktu untuk memperbaiki diri yang menjadi sebuah negara yang berhasil.
Kalau mau jujur, justru agamalah yang telah gagal dari tujuannya semula. Agama agar tidak kacau dimaknainya. Tapi tidak jarang terjadi sampai saat ini justru kekacauan itu karena masalah agama.
Setiap agama pasti ada pecahannya atau aliran-alirannya. Salah satunya penyebabnya adalah karena ketidakpuasan penganutnya sendiri.
Kita mungkin menganggap perbedaan itu indah. Tapi kenyataannya, karena perbedaan itu tidak sedikit darah yang mengalir. Tidak sedikit keluarga yang tercerai-berai. Tidak sedikit satu agama tapi karena berbeda aliran, harus saling mengkafirkan.
Karena masalah agama, ada negara yang terpecah.
Apakah kita menutup mata tentang hal ini?
Karena agama, tidak jarang sesama penganut agama sendiri saling memperebutkan jumlah umatnya.
Karena agama, tidak jarang terjadi para umat saling menghina karena merasa agamanya yang paling baik.
Karena agama, seringkali para pemuka agama harus menjelekkan agama orang lain saat berceramah dalam rumah ibadah.
Apakah para tokoh lintas agama tidak tahu soal ini?