Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Catatan

The Smiling Death: Maafkan dan Lupakan Demi...

15 November 2013   00:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:09 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1384450092970691764

[caption id="attachment_301806" align="aligncenter" width="300" caption="@arimbibimoseno.com"][/caption]

Sebuah buku yang sangat menggairahkan dan merangsang minat untuk segera membaca begitu melihat covernya. Dengan sampul bergambar bibir merah wanita yang merekah dan judul yang menantang membuat bibir ini tak mau diam dan jakun turun naik. Bayangkan, betapa membuat penasaran apa gerangan kisah yang ada di dalamnya.

Pada bab pertama saja kita sudah disuguhi adegan malam pertama Ananta dan Rachel yang merupakan tokoh sentral dalam novel ini. Selain Carla yang sudah dikisahkan menghembuskan nafas terakhirnya akibat penyakit yang diderita dan dipercepat atas ulah Rachel yang dimakan cemburu untuk menyingkirkan Carla lebih cepat, agar bisa merebut Ananta dari pelukan Carla.

Namun pada akhirnya Rachel yang cantik dan mapan itu harus menemui ajalnya dengan tragis dalam usia muda karena dihantui perbuatannya sendiri yang dirasuki cemburu.

Itulah sedikit gambaran novel terbaru karya saudara Erri Subakti dan Arimbi Bimoseno, duo penulis beken di Kompasiana yang kita kenal. Sebuah cerita yang belum usai sebenarnya.

Novel setebal 240 halaman terbitan Elexmedia Komputindo ini memang menjadi karya luar biasa sahabat kita ini karena ditulis tidak pakai lama. Ditulis dengan kedalaman jiwa dan penuh makna kehidupan. Novel yang tidak biasa tentunya. Tidak berlebihan jadinya bila bagi pecinta novel untuk menjadikan karya ini sebagai koleksi.

Beruntung bisa mengenal kedua sahabat penulis ini bukan hanya di dunia maya, di dunia nyata pun pernah bersua dan pernah menjadi teman diskusi dalam penulisan.

Dalam novel ini dari sekian banyak kata-kata kehidupan ada seuntai kata pada halaman 151 yang sangat merangsang minat  saya kutipkan untuk kita selami bersama:

maafkan dan lupakan

demi dada yang lapang

maafkan dan lupakan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun