Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tanding Islam Vs Kristen

16 September 2010   01:24 Diperbarui: 13 Juli 2015   09:28 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kalau memang DAMAI ITU INDAH, mengapa tidak segera kita mewujudkannya dalam hidup keseharian kita?!

* + * + *
Dalam waktu yang tidak disebutkan, bertempat di stadion sepakbola "Damai Itu Indah", diadakanlah pertandingan sepakbola antara kesebelas Islam melawan tim Kristen.
Pada saat itu Tuhan berkenan hadir untuk menonton dan ditemani beberapa malaikat.

Para penonton berteriak riuh rendah, namun tanpa terdengar suara-suara ejekan. Hanya terdengar yel-yel dukungan yang tertuju untuk menyemangati timnya masing-masing.

Setelah melalui seremoni seperti biasanya layaknya sebuah pertandingan sepakbola, wasit meniupkan peluitnya pertanda pertandingan dimulai.

Pertandingan berlangsung seru, diselingi sedikit pelanggaran disana-sini. Namun ada waktunya wasit mengeluarkan kartu kuning untuk mengingatkan.

Menjelang berakhirnya babak pertama, kesebelasan Islam, melalui striker jangkungnya, Ahmad Jailani, berhasil mencetak gol untuk merubah kedudukan menjadi 1 - 0.
Dari tribun, Tuhan bersorak kegirangan. Malaikat disamping, membatin,"Ternyata Tuhan adalah pendukung kesebelasan Islam. Pilih kasih!"

Ketika memasuki babak kedua, pada menit ke-75, tim Kristen berhasil membalas dengan mencetak gol melalui penyerang sayapnya yang lincah, Roberto Benikdus. Skor menjadi 1 - 1.

Sekali lagi Tuhan bangkit dari duduknya dan bertepuk tangan ikut merayakan gol ini.
Malaikat disamping terlihat sedikit bingung dan memberanikan diri bertanya.

"Tuhan, tadi Kesebelasan Islam mencetak gol, Tuhan bersorak-sorak. Sekarang tim Kristen, Tuhan juga bertepuk tangan. Sebenarnya Tuhan mendukung tim yang mana sih?"

Tuhan melihat kearah malaikat, hanya tersenyum dan terus bertepuk tangan. Seiring wasit meniupkan peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan dengan kedudukan 1 - 1.

Akhirnya, kedua tim bersalaman dan berpelukan diikuti para pendukung kedua kesebelasan.
Panitia kemudian menetapkan kedua kesebelasan sebagai juara bersama.
Tuhan tersenyum diatas tribun.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun