Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Suka Membandingkan Diri, Jadi Sumber Ketidakbahagiaan

6 September 2013   08:11 Diperbarui: 3 Oktober 2021   23:21 795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Siapa yang tidak ingin hidupnya bahagia? Semua ingin, jelas. Namun, yang sering kita lakukan justru menjadi sumber ketidak-bahagiaan. Kita lebih suka mengisi pemikiran dengan hal yang menghalangi hadirnya kebahagiaan itu.

Seorang teman yang pernah tinggal di India sekian lama bercerita tentang sebuah iklan yang pernah ditontonnya dan memberikan kesan mendalam.

Seorang pemuda dengan rambut gondongnya sedang menyusuri jalanan. Sedang galau ceritanya. Ia berpapasan dengan sepasang kekasih yang sedang menaiki sepeda.

Melihat itu pemuda ini bergumam, "Wow, asyik juga kalau jalan-jalan naik sepeda sambil ditemani seorang wanita cantik pula."

Tidak lama kemudian pemuda yang naik sepeda ini berpapasan dengan seorang suami yang sedang memboncengi istri dan anaknya naik motor.

Melihat ini pemuda itu membatin dalam hati, "Wah, keren juga ya kalau bisa naik motor ditemani istri ada anak pula bersama."

Kisah berlanjut. Bapak yang naik motor itu kemudian berpapasan dengan seorang pria botak yang sedang mengendarai mobilnya.

Seketika pikirannya melayang dan mendesis, "Enaknya kalau bisa jalan-jalan naik mobil pula. Kapan ya bisa begitu?"

Nah, akhirnya pria yang sedang mengendarai mobil itu melihat pemuda berambut gondrong yang masih menyusuri jalan.

Ketika memandang pemuda itu, si pria botak memegang kepalanya sambil berkata pelan, "Keren juga nih kalau kepalaku punya rambut seperti itu!"

Kalau mau membandingkan terus pasti tiada habisnya. Dalam kehidupan nyata kenyataannya kita memang suka membandingkan. Tidak pernah puas dengan apa yang sudah kita miliki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun