Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Siapa Bilang Tidak Bisa Mem-vote Melalui HP untuk Kompasianer Terfavorit?

14 November 2012   05:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:24 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13528720041484799416

Selain memang karena tidak berniat berpartisipasi dalam ajang 'Kompasianer Terfavorit'. Sebenarnya banyak sahabat yang ingin sekali meramaikan dengan mem-vote kompasianer favoritnya.

Tetapi keinginan tersebut terkendala karena menggunakan telepon genggam, sehingga beralasan tidak bisa mem-vote.

Karena saya sendiri dalam berselancar di Kompasiana selalu memakai ponsel, maka saya pastikan siapapun bisa memberikan vote walau hanya bermodalkan HP.

Awalnya saya sendiri juga kesulitan membuka microblog Kompasianival yang memuat daftar 12 nominator Kompasianer Terfavorit. Karena tidak ada di halaman depan blog Kompasiana lagi.

Saya tidak kehilangan akal akal. Lalu mencarinya di Google search dengan kata kunci 'kompasianer terfavorit.

Setelah saya buka, selanjutnya saya simpan di bookmark Operamini, browser yang saban hari saya gunakan.

Gampang, kan?!

Jadi bagi teman-teman yang berminat untuk mem-vote. Sekaranglah tidak ada alasan lagi, bukan?

Kompasiana adalah media kita untuk saling berbagi dan berinteraksi. Dengan satu keikhlasan untuk memberikan suaranya, itu sudah termasuk berbagi.

Karena melihat suara yang masuk untuk suara tertinggi saja belum mencapai 100. Apalagi suara untuk saya, Katedrarajawen belum juga mencapai 10.

Saya hanya bisa geleng-geleng kepala sambil mengurut dada dan terbatuk-batuk serta berkata,"Ya, ampun! Ternyata sahabat saya cuma tidak lebih dari sepuluh!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun