[caption id="attachment_197464" align="alignnone" width="570" caption="Samir Nasri//Goal.com "][/caption]
Pemain Timnas Prancis, Samir Nasri mengumpat wartawan. Lalu mendapat kecaman dari pelatih, Laurent Blanc dan Federasi Sepak Bola Prancis. Nasri terancam sanksi 2 tahun.
Kejadiannya usai Prancis dikalahkan Spanyol 0-2 di perempatfinal Euro 2012, Sabtu (23/6/2012). Nasri yang ditanya wartawan perihal kekalahan Prancis justru mengerang wartawan secara verbal. Mengumpat dengan kata-kata yang tidak pantas.
Menyadari kesalahan, akhirnya Nasri menyatakan permintaan maaf melalui akun Twitter-nya, @samnasri19. Tanpa melakukan pembenaran bahwa ia sedang kesal sehingga mengeluarkan umpatan kepada wartawan.
Nasri berkicau,"Saya hanya ingin fans dan terutama anak-anak tahu bahwa saya sangat menyesal karena sudah mengeluarkan kata-kata yang mungkin mengejutkan mereka." Walau sudah meminta maaf. Tapi Nasri tetap akan terancam sanksi 2 tahun dari otoritas sepak bola negaranya, Prancis.
Tindakan tegas sepertinya merugikan pemain. Tetapi untuk jangka panjangnya menguntungkan para pemain, agar lebih bisa menjaga perilaku. Bersikap profesional. Baik di dalam maupun di luar lapangan.
Berbeda seratus delapan derajat dengan kejadian di dalam negeri. Dimana seorang pemain Deltras, Herman Batak yang jelas-jelas bertindak anarkis terhadap wasit di dalam lapangan. Bukannya mendapatkan kecaman. Malahan dianggap wajar dan mendapat pembelaan dari pelatihnya, Blitz Tarigan.
Pemainnya sudah pasti merasa benar dan tidak akan minta maaf. Kecuali lebaran nanti.
Sementara itu. Otoritas sepak bola tertinggi, seakan-akan tidak peduli. Bisa jadi lebih sibuk mengurusi kepentingannya sendiri dalam memperebutkan kekuasaan.
Kita sebenarnya harus maklum dengan perilaku para pemain yang beringas main pukul di lapangan.
Karena pengurusnya juga suka tawuran di antara sesamanya. Tawuran kata-kata untuk memperebutkan kedudukan dan kepentingan.