Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Saat Ada yang Marah dan Menghina, Diam Sajalah! Tak Ada Ruginya...

8 November 2009   02:58 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:24 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Saat sebuah Kata-Kata Yang menyakitkan Kamu Terima, Pasti Dapat Membuat Panas Kupingmu, Tapi Jangan Sampai Panas Pula Hatimu Karena berselisih paham dan kesalahpahaman dengan sesorang, akhirnya timbullah emosi, sehingga keluar kata-kata bangsat dan teman-temannya. Dan segala keburukan diungkapkan habis. Dan korbannya adalah aku. Dalam keadaan demikian, sebuah suara kecil mengingatkan. "Apa yang terjadi pada dirimu hari ini? Apakah kamu marah, saat dihina, dihujat dan dikritik? Pasti iya kan?! Ingat, dan ingat, jangan meladeni. Latihlah dirimu dalam keadaan apapun untuk tetap tenang dan sabar. Jangan terjebak oleh permainan emosi orang lain. Biarlah orang lain menghina dan menghujatmu. Dengar dan terimalah sebagai kesempatan untuk melatih dirimu dalam mengendalikan diri. Bersyukur saja dan berterimakasihlah pada orang itu. Jangan ada kebencian. Justru kamu pantas untuk mengasihinya. Karena siapa tahu, ia tidak sadar dengan apa yang dilakukannya dan dirinya sedang tertekan ada masalah berat, kemudiam di timpahkan padamu sebagai pelampiasan. Mengertilah dan jangan ikut terbawa emosi. Memang susah dan perlu perjuangan kesabaran yang luar biasa. Tapi kalau kamu mau mencoba, pasti bisa! Minimal tidak sampai terjadi pertumpahan darah. Tetaplah jaga ketenangan dan berbicaralah dengan lembut padanya . Kemungkinan bisa melembutkan hatinya. Dalam sabar, tak lupa berdoa untuknya agar Tuhan dapat membimbing dan mengajarnya!" Jadi aku hanya bisa diam seribu bahasa menjadi begitu "bodohnya" sibuk mendengarkan suara hati, jadi tidak memperhatikan lagi suara lawan bicara yang sedang membabi buta dengan kata-katanya. Sekalian membiarkan ia mempunyai kesempatan untuk mengeluarkan tekanan dan stressnya yang sudah menggunung. Karena apabila diladeni, pasti bukan hanya terjadi perang suara, tapi bisa juga banjir darah. Buat apa?! Pada akhirnya, semua selesai dengan aman-aman saja. Memang kuping merah juga . Setelah semuanya jelas, happy ending tentunya, dengan saling berjabat tangan tanda perdamaian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun