[caption id="attachment_136275" align="alignleft" width="477" caption="Maaf, Rukmini tidak mau kelihatan wajahnya"][/caption] Belakangan urusan rok mini ramai jadi pembicaraan. Terlihat banyak menjadi berita dan bahan tulisan. Tapi entah mengapa saya sedang tidak bergairah bicara soal pakaian.
Jadi jangan heran, kalau saya tidak tahu, apa sebabnya secara jelas urusan rok mini menjadi pembicaraan.
Sampai suatu hari ada tetangga yang bernama Rukmini mengajukan pertanyaan.
"Bang, bagaimana pendapatnya soal rok mini yang sedang heboh dibicarakan?"
Rukmini yang berpakaian ketat dengan rok mininya, langsung duduk tanpa dipersilakan. Ia melipatkan kakinya tanpa sungkan.
Pemandangan menyegarkan. Saat ditatap, Rukmini terlihat tidak riskan. Justru pikiran saya tidak karuan. Ada apa gerangan?
"Jawab dong, pertanyaan saya, Bang. Kok malah jadi tertegun?"
"Pertanyaan apaan?" saya gelagapan. "Oh, soal rok mini yang sedang jadi bahan pembicaraan? Bagi saya itu, silakan saja kalau memang terasa nyaman dan aman. Tapi kalau boleh saran, lebih bagus roknya agak panjangan. Kelihatan lebih sopan. Tidak menggoda iman."
"Sebenarnya dengan rok mini ini, suka tidak nyaman. Tapi, Mini buat gaya-gayaan. Biasalah, pergaulan." Mini beralasan.
Keesokan harinya Rukmini muncul lagi dan tampak ada perubahan. Kelihatan lebih sopan. Berjilbab, memakai kaos polo longgar, dan mengenakan celana jean.
"Bang, sudah sopan dan keren, kan?" tanya Mini saat masih berjalan dengan senyumnya yang manis.