Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Prostitusi

2 Mei 2015   10:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:27 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Wacana melegalkan prostitusi yang beberapa waktu disuarakan oleh Gubernur Jakarta, Basuki T. Purnama langsung menuai pro dan kontra. Masing-masing dengan argumennya.

Bahwa prostitusi bila dilegalkan akan lebih mudah mengawasi dan memberikan pemasukan yang bisa digunakan untuk pembangunan. Daripada seperti saat ini. Prostitusi walau tidak legal, kenyataannya di sekitar kita prostitusi itu merebak. Ini bukan omong kosong. Bahkan di daerah tertentu begitu bebasnya eksis di depan mata.

Bahwa melegalkan prostitusi sama saja artinya mendukung kemaksiatan dan tentu ini tidak sesuai dengan ajaran agama. Melegalkan prostitusi itu sama artinya mengakui keberadaan perbuatan maksiat dan memberikan fasilitas.

Bahwa prostitusi memang sudah ada sejak dahulu kala dan tidak mungkin menghilangkannya bukan berarti harus melegalkan. Bahwa alasan di negara lain pun memberlakukan hal yang sama bukan berarti kita harus mengikuti.

Bagaimana ini?

Apa pun pro kontra pasti ada dengan kebenaran maupun pembenarannya.

Dalam satu hal tergantung dari sudut pandang mana melihatnya. Tak jarang pula diikuti oleh kepentingan.

Tak dipungkiri dunia prostitusi sudah tumbuh subur sejak dulu dan beranggapan tak akan mungkin melenyapkannya selama manusia ada. Buktinya walau dilarang dan diharamkan dunia prostitusi tak pernah sepi. Lalu apa upaya kita yang menolak prostitusi dilegalkan?

Jangan-Jangan kita yang menolak prostitusi dilegalkan tetapi kita masih melegalkan prostitusi itu dalam otak kita. Begitu pun kita yang setuju ada kepentingannya.

Benarkah upaya melegalkan prostitusi supaya mudah mengawasi dan memberikan pencerahan pada pelaku dunia maksiat itu seperti yang dikemukakan Ahok?

Sering kali bicara urusan duniawi dengan rohani tak akan bertemu ujungnya. Sebab antara logika dan hati memang sulit bertemu. Yang ada ujung-ujungnya mengundang emosi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun