Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pohon Mangga pun Punya Perasaan

13 April 2012   06:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:40 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hiduplah selaras dengan alam. Karena alam itu berperasaan. Jangan sembarangan merusak tanaman dan membunuh binatang. Tidak memaki langit dan bumi. Jagalah alam sekitar penuh perasaan, maka alam akan membalas dengan berseri-seri.

Itulah kurang lebih kata-kata orang bijak yang telah memahami kehidupan ini. Hidup berperasaan dengan alam.

Dulu saya mengenal teman yang datang dari Taiwan. Beliau suka sekali menanam bunga. Telaten sekali. Kalau menyiram pun berhati-hati.

Beliau berkata,"Semua tanaman ini berperasaan, makanya kita pun harus merawatnya dengan perasaan! Kalau pun hendak memotong tangkainya, potonglah dengan perasaan."

Intinya perasaan. Hidup mesti memiliki perasaan. Dengan merawat tanaman pun bisa melatih kemanusiaan kita.

Bagaimana dengan cerita pohon mangga yang memiliki perasaan?

Baru-baru saya mendengar cerita seorang kawan. Temannya memiliki sebatang pohon mangga di depan rumah.

Sudah sekitar sepuluh tahun pohon mangga tersebut tiada henti memberikan buahnya yang manis sepanjang tahun.

Suatu hari pemilik rumah hendak pindah rumah ke seberang rumahnya yang lama. Sebelum resmi pindah semua tanaman yang kecil-kecil dalam pot dipindahkan.

Pembantunya bertanya,"Bagaimana dengan pohon mangganya, Nya?"

"Kalau gitu gak usah dipindahkan, biarin aja. Lagian udah tua!" kata si nyonya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun