Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pesantren Gratis Sepi, Hiburan Malam Bayar Selalu Penuh.....Mengapa?

21 Maret 2010   02:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:17 577
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Saat kegelapan batin telah menyelimuti. Kebaikan dan kesalahan tak bisa dibedakan, makna kehidupan telah terkaburkan. Mengapa agama tak lagi mencerahkan batin? [caption id="attachment_98717" align="alignleft" width="300" caption="petak-tujuh.blogspot.com/"][/caption] Saya pernah mendengar seorang ustad yang sering muncul di televisi , dengan setengah bercanda menjawab pertanyaan tentang kegiatan pesantren gratis yang diadakannya pada masa liburan sekolah. "Sepi, padahal diadakannya secara gratis ,yang daftar cuma 65 peserta , tapi kalau tempat - tempat hiburan malam yang bayar aja selalu penuh setiap hari!"

Ini hanyalah salah contoh fenomena kehidupan manusia dijaman sekarang yang lebih tertarik kepada keduniawian daripada kerohanian . Lebih tertarik untuk melumuri tubuh dan pikiran ini dengan kesenangan sesaat daripada untuk membersihkannya demi kesenangan dimasa depan. Jalan menuju kepada kebaikan sesungguhnya begitu lapang dan luas, sedangkan jalan menuju kesalahan itu begitu sempit dan sulit. Tetapi entahlah , mengapa justru manusia tidak senang kepada jalan yang luas dan begitu itu? Tetapi lebih suka bersesakan untuk masuk ke jalan yang sempit. Walaupun sampai terhimpit - himpit pun rela!

Tempat yang seharusnya dilalui sengaja dihindari , sedangkan tempat yang seharusnya dihindari malahan menjadi tempat yang senang didatangi .

Lebih berlomba - lomba berbuat kejahatan , namun tak bersemangat ketika untuk berbuat kebaikan .

Berani dalam jalan kesesatan dengan wajah penuh senyuman , akan tetapi takut ketika harus berbuatdijalan kebenaran sehingga wajah kecut menghiasi .

Inilah yang dikatakan masa manusia hidup dalam kegelapan batin, dimana ketika kebenaran dan kesalahan itu sudah sulit untuk dibedakan lagi. Yang benar bisa dianggap salah dan yang salah bisa dianggap benar . Yang seharusnya dilakukan diabaikan , yang seharusnya diabaikan dilakukan . Yang seharusnya dijadikan teman dimusuhi , dan yang seharusnya dimusuhi dijadikan teman .

Lebih mengutamakan kejasmanian daripada kerohanian. Lebih mementingkan mencari harta dan kepintaran dibandingkan amal dan kebijaksanaan . Moral etika untuk menjaga kesopanan dianggap sudah ketinggalan jaman, kebebasan sebagai gaya kehidupan . Melakukan kebaikan jadi bahan tertawaan dan ledekan , namun saat melakukan kesalahan diberikan pujian dan dukungan .

Bila sejenak direnungkan , mengapa fenomena ini bisa terjadi, sedangkan agama yang mengajarkan kebenaran dan kebaikan telah dianut ? Adakah yang salah ? Mari , kita merenungkannya dan jangan-jangan saya adalah salah satu pelakunya yang paling nyata !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun