Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pesan

21 April 2014   01:17 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:25 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Entah berapa banyak pesan singkat dan elektronik atau pesan dari berbagai media sosial yang setiap hari kita terima dan kita sibuk membalasnya sampai-sampai lupa waktu.

Hidup kita sekarang setiap harinya tidak jauh dari pesan dan pesan sampai membuat kita lupa untuk membaca pesan kehidupan yang menanti untuk kita baca demi memperkaya hidup kita. Ditambah lagi, kebanyakan pesan yang kita kirim dan terima jauh dari makna.

Bisa jadi beberapa pesan kehidupan yang dapat saya petik dari kejadian yang pernah saya alami, para sahabat pernah mengalami. Untuk itu mari kita sama-sama menyelami pesannya.

Kejadian    : Mengatakan orang lain bodoh

Pesan      : Orang yang pintar tak akan mengatakan orang lain bodoh, karena justru ia akan merasa dirinyalah yang bodoh.

Orang yang merasa pintar dan mudah mengatakan orang lain bodoh. Padahal orang yang sungguh-sungguh pintar tak akan mengatakan orang lain bodoh,  justru ia akan selalu merasa dirinya yang bodoh. Sebab itu orang yang benar-benar pintar akan selalu  merasa dirinya bodoh, sehingga akan terus belajar. Tetapi dunia akan menjadi saksi, bahwa dirinya adalah orang pintar yang sebenarnya.

Orang yang merasa dirinya pintar dan menganggap orang lain yang berlainan pendapat  dengannya bodoh, sesungguhnya sedang mempertunjukkan kebodohannya pada dunia. Yang menyedihkan oleh kebodohan itu, ia tak mampu menyadari kebodohannya. Bahkan masih bangga dengan kebodohannya dan tak berusaha menyadari kesalahannya.

Kejadian     : Melawan arus dan menyalahkan orang yang mengalangi

Pesan       :  Orang yang benar, maka di hatinya jauh dari yang namanya menyalahkan orang lain, sebab ia selalu merasa  yang  bersalah itu adalah dirinya.

Orang yang merasa dirinya selalu benar dan orang lain yang salah. Tak mau mengakui kesalahan, yang ada pembenaran demi pembenaran dan menyalahkan. Padahal orang yang benar, jauh dari yang namanya menyalahkan. Karena ia akan merasa dirinya yang bersalah.

Mungkin dalam kemacetan kita pernah menemukan pengendara yang melawan arus. Ketika kita menghalangi jalannya, bukan merasa bersalah karena melawan arus, malah menunjukkan wajah tidak senang. Kalau kita memandanginya lebih lama lagi, bisa-bisa amarahnya meledak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun