Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengusaha Wajib Setor Pada Penguasa?

13 September 2012   16:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:31 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bukanlah omong kosong bila selama ini ada kabar, bahwa setiap pengusaha yang memiliki usaha. Selain harus mengeluarkan biaya-biaya yang tertulis. Ada peraturan yang tidak tertulis yang harus dipenuhi. Terkadang biayanya justri lebih besar dari biaya resmi.


Umumnya adalah demikian. Bagi pengusaha yang berpengalaman sudah pasti memahami peraturan ini. Karena demilkian aturannya.


Kalau dikatakan pemerasan rasanya terlalu kasar. Istilahnya uang pengertian atau uang tahu sama tahu, mungkin lebih bagus.


Ketika seorang pengusaha hendak berinvestasi mendirikan pabrik misalnya. Biaya perizinan dan surat-surat bisa membengkak dari seharusnya. Bila keukeuh mengikuti, maka prosesnya akan menjadi lama dengan berbagai alasan yang dibuat.


Ketika usaha atau pabrik berjalan, biasanya akan ada setoran wajib setiap bulannya untuk pejabat ini-itu. Sebagai pengusaha yang ingin usahanya lancar, hal ini harus dipenuhi. Apalagi itu adalah seorang pengusaha keturunan Tionghoa.


Selain itu, ada juga pengusaha yang sengaja memelihara orang "gedean". Pejabat yang berpengaruh atau seorang jenderal untuk mengamankan usahanya dari gangguan pejabat yang lebih rendah atau preman. Untuk itu tentu saja harus mengeluarkan jatah bulanan yang tidak kecil.


Bagi pengusaha yang penting usaha lancar dan ada keuntungan. Namanya juga bisnis. Mau tidak mau semua pengeluaran itu akan dimasukkan sebagai biaya produksi.


Pengusaha yang sudah mengikuti prosedur pun tetap masih harus ada kewajiban untuk setor pada penguasa. Apalagi yang namanya pengusaha nakal. Biasanya mereka justru sengaja dipelihara.


Kenapa? Karena dari mereka inilah penguasa mendapatkan pemasukan tak resmi.


Menyimak dan mengamati kasus yang menimpa pengusaha kondang, Siti Hartati Murdaya yang menjadi tersangka penyuapan. Boleh dibilang sedang apes. Karena tentu masih ada pengusaha seperti Hartati.


Masalahnya, apakah Hartati memang melakukan penyuapan atau hanya korban karena ada kewajiban untuk menyetor kepada penguasa?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun