Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Pembelaan

8 Mei 2014   16:24 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:43 588
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi/Admin (Shutterstock)

[caption id="" align="aligncenter" width="624" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption]

Pernahkah mendengar ada orang berkata seperti ini,"Memang sudah sifat saya begini, kamu mau apa?!?" Ketika orang tersebut diingatkan atas perilakunya yang salah. Kalau pernah, bisa jadi itu saya yang mengatakannya.

Bisa jadi kita berusaha melakukan pembelaan diri atas kesalahan kita untuk menjaga harga diri kita. Tapi yang terjadi malah bisa menjatuhkan. Sebab pembelaan yang kita lakukan itu menunjukkan rasa frustasi atas ketidak-mampuan kita untuk mengendalikan diri dan emosi.

Pembelaan Semakin Menunjukkan Sisi Buruk

Ketika kita suka membela diri atas kesalahan yang kita lakukan, tanpa kita sadari pada akhirnya justru semakin menunjukkan sisi buruk kita. Walau tujuan kita melakukan pembelaan adalah untuk membenarkan diri kita. Tapi kebenaran tidak dapat ditutupi hanya oleh pembelaan kita.

Ketika kita melakukan perbuatan korupsi lalu menyalahkan bahwa gaji kita tidak memadai, sehingga beranggapan korupsi tidak apa-apa. Tuhan juga mengerti. Banyak orang  juga melakukan hal yang sama. Apa salahnya?

Kita marah sama anak kita yang nakal dan beranggapan memang pantas dimarahi. Tidak bisa dinasehati. Padahal kenakalan seorang anak bisa jadi karena ketidak-bisaan kita mendidik.

Sudah salah masih merasa benar. Bukankah ini menunjukkan diri kita dengan sejelasnya tidak mengerti hakekat kebenaran dan kapasitas diri kita. Masih merasa pintar dengan segala macam alibi untuk membenarkan diri.

Pembelaan yang  Membuat Semakin Jatuh dalam Kesalahan

Apakah pembelaan diri yang kita lakukan atas kesalahan perilaku terjadi akan membebaskan kita dari kesalahan? Yang jelas, justru akan membuat kita semakin jatuh dalam kesalahan.

Seperti contoh di atas, ketika kita diingatkan atas kesalahan demi kesalahan berkenaan dengan perilaku kita. Alih-alih mau menyadarinya dan mengakui kesalahan itu,   kita malah hendak mengukuhkan diri dengan mempertontonkan kesombongan dan kearogan. Sudah itu masih bisa membanggakan diri dalam kesalahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun