Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pembantu Melahirkan Anak Majikan

14 September 2010   05:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:15 1188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Karena perilaku yang dilandasi nafsu, sehingga banyak menyebabkan janin-janin terbunuh dan anak-anak hidup terlantar.

* + * + *
Dalam tulisan saya, "Terbukti! Sekarang Memang Jaman Gila!" ada mengutip hadist Qudsi, salah satu penggalannya adalah ". . . bila pembantu melahirkan anak-anak majikannya."

Hal ini tentunya merujuk pada perilaku asusila atau perbuatan terlarang yang terjadi antara pembantu dengan majikannya.
Mau tidak mau harus kita akui perilaku ini banyak terjadi dalam masyarakat pada saat ini.

Yang namanya nafsu bila sudah datang dan memuncak, apapun bisa terjadi dan tidak sempat lagi memikirkan akibatnya.
Masih untung bila masih bisa melahirkan anaknya, karena banyak peristiwa, terpaksa bakal anak tersebut harus digugurkan untuk menghindari aib.

Tetapi ada yang sudah dilahirkanpun tidak diakui anak oleh majikannya. Karena malu dan gengsi harus menikahi pembantunya. Padahal tidak ada yang salah sebagai rasa tanggung jawab untuk menikahi seorang pembantu.

Dalam hidup ini memang perbuatan dosa selalu ada didekati kita. Hubungan yang terjalin antara seorang majikan dan pembantu yang harus setiap hari terjadi, memang riskan dan muda untuk melahirkan perbuatan asusila. Apabila masing-masing pihak tidak bisa menjaga nafsunya.

Dari kedekatan, timbullah rasa, suka, dan kemudian terjadilah. Nafsu membara memang segera dapat menciptakan nikmat sesaat. Namun tanpa disadari akan membawa petaka, duka, dan petaka pada kemudian hari.
Inilah yang tidak sempat dipikirkan. Terpikirkanpun akan tak digubris oleh nafsu yang sudah menggebu.

Pada jaman sekarang, bukan hanya isu pemanasan global saja yang harus kita waspadai, tetapi ada pemanasan yang terjadi pada diri kita yang selayaknya harus lebih diwaspadai. Yaitu pemanasan emosi dan NAFSU-NAFSU ASUSILA yang berpotensi menimbulkan perbuatan maksiat!

Jadi ingat pesan Aa Gym, "Jagalah Hati" sebagai penutup tulisan ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun