Malam itu maminya Si Dede masih sakit setelah harus tiga kali ke dokter gigi. Menjelang tidur saya memijat kaki dan Si Dede di bagian kepala.
Ketika saya Si Dede langsung mau tidur setelah selesai memijat. Saya menegurnya,"Kok Dede gak doain Mami?"
"Udah, Pi. Waktu tadi Dede pijit-pijit itu. Dede sambil doain Mami !" terang Si Dede.
"Oh, udah doain Mami? Sebenarnya Papi juga lagi kurang sehat nih. Kok Dede gak doain Papi?" saya mencoba minta perhatian Si Dede.
Spontan dengan cekatan Si Dede menjawab,"Papiii...Dede kan tadi udah berdoa buat kedua orangtua. Berarti Papi juga dong!"
Wah, ternyata Si Dede diam-diam, tanpa diketahui kami sudah mendoakan kedua orangtuanya.
Tentang berdoa ini. Si Dede memang pernah mengatakan, bahwa kalau berdoa itu dalam hati juga Tuhan sudah tahu. Tidak perlu panjang-panjang.
Hal itu dikatakan Si Dede saat saya minta dia berdoa. Ketika itu Si Dede duduk diam dan dalam waktu belum lima menit sudah selesai.
Saya komplain. Kenapa berdoa tidak ada suaranya dan cuma sebentar.
Intinya ketulusan ya Dede?
Kalau Si Dede langsung praktek. Sementara papinya masih berteori. Payah.