Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pandangan Pertama yang Membuai (Ketika Cinta Berlabuh di Desa Rangkat 1)

23 Oktober 2010   06:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:11 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mata bertemu mata sama dengan cinta. Apakah cinta semudah itu terhadirkan?

Perlukah menjadi pertanyaan dan dipertanyakan?

*

[caption id="attachment_300155" align="alignleft" width="300" caption="muda.kompasiana.com"][/caption]

Suatu pagi, saat santai menikmati segelas kopi dan roti berselai stroberi, Kate van Brekeeley yang masih hidup sendiri, matanya spontan menatap lekat ke televisi. Ada apa gerangan sehingga membuatnya sejenak menghentikan acara sarapan untuk memperhatikan tayangan dari televisi tersebut?

Saat itu, salah satu televisi swasta sedang menayangkan berita tentang keindahan dan kedamaian sebuah desa yang bernama Rangkat. Dimana alamnya masih asri, disetiap sudut terdapat kebun-kebun indah dan hamparan sawah yang membentang. Kicau burungpun masih berirama. Air yang mengalir di selokan masih bening menyegarkan. Bersih dengan udara yang masih wangi.

Para penghuninya ramah tamah dan penuh cinta. Toleransi beragama benar-benar dijalankan dalam hidup nyata. Tempat-tempat ibadah, masjid, gereja, vihara, kuil, dan klenteng berdiri dengan anggunnya. Begitu damainya, karena bahasa yang digunakan adalah bahasa kasih.

Laporan singkat tentang Desa Rangkat itu benar mengusik hati Kate van Brekeeley. Tanpa sadar ia bergumam,"Ini dia, yang kucari! Kok hari gini aku baru tahu, ada desa elok dan indah bernama Rangkat?"

Sepanjang hari itu ia mencari-cari informasi tentang desa ini. Semakin banyak informasi yang ia dapatkah semakin membuat ia terpesona dan tertarik. Entah mengapa juga, suasana Desa Rangkat begitu kuat membuatnya tertarik, sehingga timbul niat untuk segera bertandang kesana.

Sebagai pengusaha muda yang cukup mapan dan setiap hari bergelut dalam kepenatan kerja, rasanya ia memang membutuhkan suasana seperti di Desa Rangkat.

Singkat cerita, sampailah ia ke Desa Rangkat menjelang malam. Menginap di sebuah vila sederhana namun nyaman. Esok hari saat menikmati suasana pagi di depan vila, melintas seorang wanita anggun nan seksi dengan anak gadisnya yang super manis nan aduhai dengan senyumnya_ yang kemudian diketahui bernama Mommy dan Uleng Tepu_ yang spontan membuat mata Kate memandanginya tak lepas-lepas. Terpaku bagai sedang bermain pantomim.

Terlihat Mommy dengan sedikit malu-malu menoleh memandangi dengan melepas senyum andalannya. Sedikit genit, gitu loh! Dalam hatinya bergumam, "Wow, oke juga nih cowok!" Begitu juga dengan Uleng Tepu yang mencuri-curi pandang. Entah karena sehati dengan ibunya, ikutan bergumam hampir sama,"Uh, gile, tuh cowok boleh juga!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun