Sudah umum, ada orang-orang berteriak membela haknya. Tapi pada saat yang sama justru merampas hak orang lain. Ada pula mati-matian membela kebenaran.
Namun dalam waktu yang bersamaan merusak kebenaran itu sendiri. Jadi sebenarnya apa yang mereka lakukan tak lebih dari omong kosong. Dan senjatanya adalah pembenaran!
Akhir-akhir ini kita bisa saksikan maraknya aksi buruh yang menuntut haknya dengan berdemo. Demo memang tidak dilarang. Tapi ada aturannya.
Kenyataannya di lapangan berbeda. Tidak jarang dalam berdemo mereka bertindak anarkis dan memaksakan kehendak. Mentang-mentang, sehingga bisa berbuat semaunya.
Memblokir jalan dan sampai tidur di jalanan. Akibatnya menimbulkan kemacetan dan ketidak-nyaman. Apakah mereka berpikir tindakan mereka telah merampas hak orang lain?
Di dunia sepak bola nasional entah sampai kapan selesainya 'perang' antara pendukung PSSI dan KPSI.
Tidak ada yang mau mengalah. Jelas, karena masing-masing kubu merasa paling benar. Lagi pula siapa yang mau kalah? Gengsi dong. Nanti disoraki pecundang lagi. Mau taruh di mana muka ini?
Karena merasa di kubu yang benar, maka demi untuk membela kebenaran caci-maki dilancarkan. Hina-menghina dikobarkan. Aroma kebencian ditebarkan.
Akhirnya saling berbalas.
Bertepuk dada bila salah satu ada yang tenggelam. Sejuta pembelaan dipaparkan bahwa apa yang mereka lakukan adalah benar.
Omong kosong macam apa pula? Kebenaran apa yang dibela?
Apa lagi? Ormas-ormas kebenaran berteriak lantang atas Nama Tuhan. Muka-muka seram dipamerkan. Bersenjatakan kekerasan untuk menghancurkan.