Seantero negeri heboh dan ketir-ketir menunggu rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang akan ditetapkan pemerintah. Melalui kesepakatan pemerintah dan DPR akhirnya kenaikan harga BBM dipastikan.
Banyak yang berteriak sampai serak mengutuk dan menghujat pemerintah dan para wakil rakyat yang duduk di DPR. Istana dikepung. Seperti akan terjadi. perang. Kesusahan sudah di depan mata. Rakyat akan menderita.
Opini ramai menghiasi. Mengadu kepintaran dan juga omong kosong. Pemerintah bilang apa yang dilakukan adalah demi rasa cinta kepada rakyat. Yang menentang harga BBM naik juga bilang berjuang demi rakyat tercinta. Entah kepentingan apa yang bicara.
Apakah kenaikan harga BBM akan membuat rakyat kita jatuh miskin dan rakyat kelaparan? Terlalu dipolitisasi dan didramatisir sebenarnya. Seperti kebanyakan sinetron di televisi.
Sabtu, 22 Juni 2013, hari pertama resmi ditetapkannya kenaikan harga BBM. Apakah semuanya bersedih dan puasa beli BBM? Tetap seperti sebelumnya. Semua masih rela antri demi mendapatkan bensin atau solar untuk konsumsi kendaraannya. Tidak ada yang berteriak atau menawar harga yang sudah ditetapkan.
Apakah semuanya akan puasa mengurangi belanjaannya? Di pasar sayur-mayur tetap laris manis. Di warung kopi masih tetap mengepul. Jajanan masih diserbu pembeli.
Di pusat perbelanjaan Mangga Dua dan Pasar Pagi orang masih berbondong-bondong menenteng belanjaan. Di seberangnya pusat elektronik dan komputer masih ramai dengan pengunjung yang masih berselera membeli.
Pusat HP di Roxi Mas, Jakarta orang-orang masih bersemangat mencari gadget kesayangannya. Perputaran uang masih lancar-lancar saja. Padahal apa yang harus dibeli bukan merupakan kebutuhan pokok. Tapi semua masih rela membelinya demi sebuah gaya hidup.
Kehidupan masih terus berjalan kalau masih mau dijalani tanpa harus berkeluh kesah. Malahan sebaliknya bagi mereka yang masuk daftar sebagai penerima BLSM justru sedang bersuka cita. Wwalau ada yang meremehkan nilainya. Tapi bagi yang benar-benar membutuhkan apa yang akan didapat sudah sangat disyukurinya.Berterima kasih harga BBM sudah naik, sehingga mereka mendapat bantuan langsung.
Jadi masih omong kosong kalau kenaikan harga BBM sudah menyakiti hati rakyat. Masih banyak yang tetap senang-senang saja menikmati hidup. Masih omong kosong juga bila banyak pejabat berteriak-teriak demi rakyat tapi hidupnya tidak merakyat.
Harga BBM sudah naik. Bukankah setiap kejadian itu ada hikmahnya? Lalu apa hikmah yang kita dapat sebagai pembelajaran hidup? Atau hikmah itu hanya akan menjadi omong kosong? Omong kosong memang nikmat.