[caption id="attachment_39427" align="aligncenter" width="300" caption=" endangar.wordpress.com/"][/caption] Seperti diberitakan melalui tulisan Firman Seponada bahwa dinegeri tetangga ada oknum pegawai negeri tertangkap basah pesta shabu dan menjadi berita headline. Memang memalukan namun tak usah malu-maluin juga, karena sepertinya bukan hal yang aneh lagi peristiwa seperti ini. Karena mau senang-senang mungkin stress memikirkan kemana dana century, kenapa mereka tidak kebagian. Mungkin yang lepas dari pemberitaan adalah bahwa pada waktu yang hampir bersamaan peristiwa yang serupa namun tak sama terjadi juga di Negeri Ngotjoleria. Beberapa oknum PNS _Pejabat Ngotjoleria Sialan_ lebih parah lagi, sambil pesta shabu sekaligus serta bagi-bagi duit sambil dangdutan sambil ngebor _ komplit, kan, kayak kamu! . Oknum PNS itu antara lain, KR , DR , AK, IP , N , AD , dan GP. serta KI. Memang mereka ini dasar PNS yang tak tahu diri dan tak tahu malu. Sudah kerjanya tidak ada yang beres , sering bolos, yang rajin itu cuma korupsi dan selingkuh serta ketawa melulu. . Sudah hidup dari uang rakyat tapi menyengsarakan rakyat. Tugasnya mengabdi tapi malah memperkaya diri dan membela kepentingan pribadi, kerjanya hanya ketawa-ketiwi. Ketika para oknum ini sedang digelandang ke kantor polisi, oknum yang bernama KR masih dengan lantang dan gagah perkasa kayak angsa berkoar-koar , bahwa ini adalah kesalahan prosedur penangkapan dan ini berita fitnah. Akan memperkarakan polisi karena telah ikut campur urusan pribadi mereka dan akan menuntut para jurnalis infotaiment yang sembarangan meliputi beritanya . Sehingga akan timbul fitnah. Satu oknum lagi, KI malah sibuk wawancara, menggelar jumpa pers seakan bangga bisa masuk tv, siapa tahu akan ada produser yang mau mengangkat peristiwa ini jadi sinetron dan ia jadi pemeran utamanya. Kesempatan emaskan, mungkin nalar oknum KI ini demikian. Benar - benar keterlaluan para PNS ini sudah salah tak ada malu-malunya lagi, mungkin memang (ke)malu(an)nya pada besar. Masih tidak sadar kelakuan mereka itu sudah mencoreng nama baik sebagai abdi negeri. Mudah-mudahan Baginda bijaksana mengambil keputusan untuk menjatuhkan hukuman, minimal mengambil (ke)malu(an) mereka untuk dijadikan makanan Buaya Firman dan buaya Rahadian . Supaya bisa menjadi peringkatan bagi pejabat lain agar tidak sembarang mengumbar (ke)malu(an) disembarang tempat. Demikian reportasi ini saya laporkan dari TKP di daerah cidodol, kecamatan cigarut, kabupaten cienak, Negeri Ngotjoleria. Kalau kurang lengkap, bisa langsung survey ke TKP.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H