Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

#O (Orisinil, Itulah Diriku Adanya)

31 Desember 2010   03:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:10 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

REFLEKSI DIRI DARI A-Z:


Aku ingin jadi apa adanya diriku , karena Tuhan menciptakan aku dengan segala keistimewaannya.

*
Setiap dari diri manusia memiliki keistimewaannya yang orisinil. Berbeda satu sama lainnya. Memiliki keunikan tersendiri yang tak akan mungkin sama persis. Aku mempercayai, bahwa aku adalah satu-satunya yang ada di dunia ini.
Karena memang setiap pribadi diciptakan sedemikian uniknya dan orisinil.

Jadi siapapun dan apapun diriku saat ini aku harus merasa bangga dan istimewa olehnya. Tidak perlu meniru dan berusaha untuk menyerupai siapapun. Aku adalah aku dan itu adalah diriku yang merupakan sebuah maha karya.
Tidak perlu iri dan membandingkan diri dengan siapapun. Tetapi cukup bangga dengan diri ini apa adanya.

Apakah hari ini aku telah tumbuh dan menjadi diriku apa adanya, sehingga aku menjadi istimewa dimata dunia?
Sudahkah menjadi diriku yang sesungguhnya dengan segala keorisinilannya?

Dunia ini memang penuh kepalsuan, tetapi aku tetap ingin tumbuh dengan segala keorinilanku.
Orang lain boleh mengatakan di dunia ini tidak ada yang orisinil, tetapi aku tetap ingin menjadi orisinil sebagaimana diriku diciptakan.
Mengembangkan sifat-sifat terbaik yang ada pada diriku untuk disumbangsihkan pada dunia.

Aku memang orisinil, itulah diriku dan aku harus menjadi. Aku harus bangga dan hidup dalam diriku yang orisinil.
Aku tidak perlu menjadi siapa-siapa, cukup menjadi diriku yang memang diciptakan istimewa.
Sampai suatu masa aku dengan bangga mengatakan, "Inilah diriku, hai dunia!"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun