Mengapa kita tidak membiarkan niat baik selalu menjadi kealamian sifat diri kita?
*
Ketika hendak melakukan sesuatu hal dengan niat baik, seringkali kita akan berpikir, semuanya akan baik-baik saja, akan mendapat reaksi yang baik dan menerima akibat yang baik pula.
Tetapi kenyataannya tak jarang sebuah niat baik bisa mendatangkan ketidakbaikan. Kekecewaan, kesedihan, dan rasa tidak percaya karena kita berpikir,"Niat saya kan baik melakukan hal ini, seharusnya mendapatkan balasan yang baik dong!"
Hukum kebenarannya memang mengatakan, bahwa perbuatan baik akan mendatangkan kebaikan. Itu benar adanya. Tetapi balasan kebaikan itu bukan ditentukan oleh keadaan dan sikap orang lain.
Tetapi oleh ketulusan, kerelaan, dan kejernihan hati kita.
Sebuah niat baik yang mengiringi perbuatan kita pasti akan mendatangkan energi kebaikan pada saat itu. Hanya apakah kita bisa merasakan dan menyadarinya?
Sedangkan balasan kebaikannya bisa saat itu dan bisa membutuhkan waktu.
Namun apapun itu, ketika niat baik sudah tertanam, janganlah untuk disesali, karena tiada artinya dan membuang energi. Sebuah niat baik adalah suara nurani, biarlah itu menjadi kealamian sifat kita. Biar sifat selalu memiliki niat baik adalah panggilan hati.
Apakah baik atau tidak baik reaksi yang kita dapatkah atas niat baik kita adalah hal yang penting?
Lebih baik, tetap setialah dalam niat baik. Hidup menjadi orang baik adalah panggilan, walaupun adakalanya mendatangkan ketidakbaikan bagi diri kita pada saat itu.
Tidak perlu takut menjadi tertawaan karena niat dan sikap baik kita tidak mendapat penghargaan. Tetapi malahan disalahpahami.
Karena berbuat baik memang bukan untuk mendapatkan penghargaan.
Berbuat baik bukan semata untuk mendapat balasan kebaikan.
Sebab, berbuat baik adalah sifat alami kita sebagai manusia.
Ngomong-ngomong, apakah kita masih sadar, bahwa kita ini manusia, makhluk yang paling mulia di atas bumi?
Coba saya lihat diri sendiri dulu dan bercermin.
Masih mirip dan persis!
Ciri-ciri yang dimiliki sebagai manusia masih utuh terlihat. Tapi sifat-sifatnya, itu yang jadi masalah, karena tidak terlihat jelas. Tertutup oleh kebohongan dan kemufikan.