Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Menyelam Bersama Mutiara Hati Sang Guru

11 Desember 2012   14:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:50 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1355252800336859385

[caption id="attachment_228962" align="aligncenter" width="300" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Ia yang tidak merasa dirinya paling benar, sebenarnya ia telah menunjukkan sikap yang benar. Ia yang tidak merasa paling baik, menandakan bahwa ia benar-benar orang baik. Ia yang suka menyalahkan dirinya sendiri, itu membuktikan dirinya jauh dari kesalahan. Dan ia yang tidak suka melihat kesalahan orang lain, hal itu akan semakin menambah kebajikannya. Ia yang lebih memilih mengalah dalam perdebatan, membuktikan ia adalah pemenang atas keegoisan dirinya. Ia yang takut membalas tatkala disalahkan, walau tidak bersalah, sesungguhnya adalah pemberani dalam kesabaran. Ia yang dapat bertahan dalam penghinaan, tidak akan menjadikan dirinya orang yang hina. Tetapi akan membuatnya menjadi pribadi yang mulia. Ia yang memiliki kesempatan untuk berbuat salah. Tapi tidak melakukannya, ia layak disebut manusia berakhlak dan berbajikan. Ia yang hidup di antara orang-orang yang saling membenci. Tetapi tidak hidup dalam kebencian, berarti ia masih memiliki hati yang mengasihi. Sahabatku... Aku harap, 'Ia' itu dapat memanfestasi di dalam dirimu pada kehidupan ini. Engkau punya potensi. Demikian indah harapan Sang Guru pada diriku. Aku menuliskan kembali pesan Sang Guru ini, karena berpengharapan para sahabat pun dapat ikut menyelami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun